Freedom For All Nation

WhatsApp Image 2021-12-06 at 14.07.46

Ditulis oleh : Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin

.

.

Pembacaan Alkitab : I Petrus 2:9-10

.

.

.

.

. . . . “…Bahwa sesungguhnya kemerdakaan itu ialah hak segala bangsa…” demikian isi penggalan kalimat dari UUD 1945. Bangsa Indonesia mengumumkan kemerdakaannya pada 17 Agustus 1945, hal ini menggambarkan bahwa bangsa Indonesia tidak lagi berada di bawah pengaruh penjajahan melainkan menjadi suatu negara kesatuan yang utuh. Bangsa Indonesia dapat mengalami kemerdekaan semua merupakan sebuah proses panjang dan penuh perjuangan dari para pahlawan yang mengorbankan dirinya untuk Indonesia merdeka. Bila Indonesia saja bisa merdeka, bagaimana dengan kehidupan orang percaya?

.

.

. . . . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemerdekaan adalah keadaan dimana dapat berdiri sendiri, bebas, lepas, tidak dijajah, serta kebebasan dan kemenangan. Akan tetapi, kemerdekaan tidak dapat dibatasi hanya pada keadaan fisik seseorang maupun kelompok/bangsa. Kemerdekaan yang paling utama ialah kemerdekaan yang mampu melepasakan seseorang atau bahkan kelompok dari keterikatan akan dosa. Keterikatan/penjajahan dosa dalam kehidupan manusia diawali dari perbuatan manusia itu sendiri (Kej. 3). Sehingga, kehidupan manusia menjadi terhilang dari kemuliaan Allah (Rm. 3:23), yang berujung pada maut/kematian kekal (Rm. 6:23). Semua perjuangan manusia untuk melepaskan diri dari keterikatan/penjajahan dosa tidak membuahkan hasil sedikitpun, inilah yang menjadi titik keputusasaan dalam hidup. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan sebuah pengorbanan yang kekal.

.

.

. . . . Kasih dan keadilan Allah dibuktikan melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib (Yoh.3:16). Pengorbanan inilah yang menjadi titik balik dari penjajahan dosa kepada kemerdekaan yang kekal. Pengorbanan kekal ini juga menjadi jalan satu-satunya untuk mengalami kehidupan kekal bersama dengan Allah. Akan tetapi, pengorbanan ini sesungguhnya bukan hanya terbatas pada satu individu saja, dalam I Petrus 2:9-10 mengingatkan kita bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, umat kepunyaan Allah sendiri. Oleh sebab itu, kemerdekaan akan kutuk dosa merupakan bagian dari setiap orang yang percaya. Lalu, bagaimana cara kita agar dapat mengerti tentang kemerdekaan itu?

.

.

  1. . . Menjadi bagian dari yang terpilih
    .
    . . Terpilih bukan berarti kita layak karena kehebatan, kekuatan, dan bahkan apa yang telah kita lakukan untuk menerima kemerdekaan itu. Terpilih berarti bahwa Allah telah sejak semula memberikan kesempatan tersebut dan kita meresponinya. Oleh sebab itu, menjadi bagian yang terpilih adalah suatu kebanggan bagi kita – khususnya orang percaya – karena dengan demikian kita menyadari bahwa kita tidak lagi berada dalam kutuk/penjajahan dosa. Kehidupan kita tidak lagi menjadi milik kita sendiri, melainkan menjadi milik Allah sepenuhnya. Respon yang kita berikan menjadi bukti bahwa kita menerima kemerdekaan itu dan menyadari bahwa kehidupan kekal dari Allah adalah satu-satunya harapan kita sebagai orang percaya. Kita dapat berharap dan bergantung sepenuhnya kepada Allah dan rancangan-Nya bagi kehidupan kita.
    .
    .
  2. . . Memanggil keluar orang-orang dalam kegelapan
    .
    . . Sebagai orang percaya yang telah menerima kemerdekaan kekal dari Allah, seharusnya tidak menjadikan kita sebagai individu atau kelompok eksklusif. Akan tetapi, kemerdekaan yang kita terima justru menjadikan kita sebagai individu atau kelompok yang memiliki simpati dan empati yang kuat untuk juga menarik sebanyak mungkin orang untuk dapat menerima kemerdekaan yang sama. Kita yang semula berada dalam kegelapan kini berpindah ke dalam terang, dan sumber Terang itu (Allah) menginginkan agar semua umat manusia juga berada dalam terang yang sama. Oleh sebab itu, sebagai orang percaya kita harus mulai melangkah untuk menarik sebanyak mungkin orang dalam kegelapan untuk berpindah pada terang Allah.
    .
    .
  3. . . Memiliki hati yang penuh belas kasihan
    .
    . . Belas kasihan adalah suatu perasaan yang lebih kuat dari empati, sehingga memunculkan usaha untuk mengurangi penderitaan orang lain. Belas kasihan dari Allah terbukti dari pengorbanan Anak-Nya yang Tunggal sebagai penebusan dosa manusia, ini berarti bahwa Allah tidak hanya memiliki empati terhadap manusia yang berada dalam penjajahan tetapi justru melakukan sesuatu hal untuk melepaskan penderitaan manusia. Inilah yang Tuhan inginkan bagi setiap orang percaya, yaitu memiliki usaha untuk tidak hanya terlepas dari penderitaan tetapi justru melepaskan yang lain dari penderitaan itu juga.
    .
    .

. . . . Melalui renungan singkat hari ini, kita belajar bagaimana pentingnya kemerdekaan terhadap kehidupan manusia. Kemerdekaan satu-satunya yang Allah berikan adalah kemerdekaan bagi semua orang. Mulailah dari diri sendiri untuk melangkah dan meninggalkan kenyamanan hidup untuk melakukan usaha menarik sebanyak-banyaknya orang dari kegelapan. Tuhan Yesus Menyertai.

.

.

Notes :

”God’s freedom doesn’t mean that we are an exclusive people, but make us to be one. So, keep the spirit of freedom to find and get another nation for God”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

35 replies on “Freedom For All Nation”

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »