Ditulis Oleh : Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin
.
.
Pembacaan Alkitab : Mazmur 37:3-8
.
.
.
.
. . . . Di tahun 2021 ini, kita banyak mengalami hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan, mulai dari bencana alam; pandemi; bahkan hal-hal menakutkan dan menyakitkan lainnya. Namun, ketika kita kembali melihat dari sisi yang lain, ada hal-hal yang baik yang juga kita lalui di tahuun 20211 ini. Baik dan buruknya hal yang terjadi menurut pandangan mata manusiawi kita, hendak mengingatkan kita bahwa kita bisa ada sampai hari ini semua karena tuntunan Allah. Apapun yang terjadi, selalu ada hal baru yang menjadi pengalaman kita dalam melalui tahun 2021. Sehingga di akhir tahun, kita bisa kembali memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru.
.
.
. . . . Tahun 2022 adalah tahun dimana hal-hal yang baru, peristiwa yang baru, serta kehidupan yang baru akan segera menjadi pengalaman bagi kita sebagai manusia. Sesungguhnya kita tidak pernah bisa menebak apa yang akan terjadi nanti, tetapi satu hal yang pasti adalah kepada siapa kita akan berharap di tahun 2022. Karena, kepada siapa kita berharap akan menjadi sebuah tolak ukur tentang bagaimana kelanjutan hidup kita serta tuntunan atas setiap perilaku kita. Sehingga, pribadi yang menjadi pengharapan bagi kita adalah pribadi yang juga akan menjadi penuntun kehidupan kita.
.
.
. . . . Sebuah kisah menggambarkan tentang bagaimana besarnya peran seorang pribadi dalam kehidupan manusia. Adalah seorang pemuda yang berjalan sendiri dalam suatu lorong yang kosong, dalam keterdiamannya ia berpikir untuk bagaimana menjalankan kehidupan kedepannya. Di penguhujung lorong tersebut ia bertemu dengan seorang pengusaha, dan pribadi ini melihat betapa putus asanya pemuda ini akan kehidupannya, sehingga ia pun memutuskan untuk menolongnya. Waktu yang terus berjalan semakin menambah keakraban serta kepercayaan antara kedua belah pihak, hingga sampailah titik dimana pemuda ini mendapatkan apa yang ia inginkan dalam kehidupannya. Namun, karena rasa sayangnya akan pribadi yang telah menolongnya ini, pemuda tersebut memutuskan untuk tetap bersama pribadi ini. Hingga suatu ketika, pemuda ini mengetahui fakta yang begitu mengejutkan tentang pribadi yang selama ini ia percayai. Semua hal yang telah pemuda ini dapatkan atas pengharapannya kepada pribadi tersebut adalah hasil dari tindakan kriminal yang dilakukan oleh pribadi tersebut.
.
.
. . . . Dalam kasus seperti yang terjadi di atas, menimbulkan sebuah kebimbangan dalam diri pemuda ini, yang juga sering kita alami dalam kehidupan. Di satu sisi, kita tau hal yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. Namun di sisi yang lain, kita tidak dapat hanya berdiam diri saja dan tidak melakukan apapun. Inilah yang menjadikan kita cenderung lebih banyak menaruuh pengharapan kita kepada manusia dibandingkan kepada Tuhan. Dalam Mazmur pasal 37 ini, Daud menggambarkan tentang kebahagiaan orang fasik (orang yang tahu kebenaran namun tidak melakukannya) adalah suatu hal yang semu (tidak nyata). Bukan hanya itu saja, Daud juga menggambarkan bagaimana cara kita untuk dapat menerima kebahagiaan yang sejati jika kita berjalan menurut tuntunan Tuhan.
.
.
- . . .Percaya dan Bersukacitalah dalam segala situasi (ay. 3-4)
.
. . .Banyak orang bisa berkata dengan mudah bahwa ia percaya kepada Tuhan, namun dalam perilaku kehidupannya kita bisa melihat bagaimana ia merasa selalu khawatir dengan segala sesuatu. Dalam ayat 3-4 ini, Daud mengajarkan kepada kita tentang bagaimana kita harus percaya, yaitu ‘diam dan berlaku setia’. Diam bukan berarti kita tidak melakukan apapun, melainkan kita bertanya apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan. Sehingga, ketika kita tahu apa yang Tuhan inginkan, maka kita akan melakukannya dengan setia. Inilah yang akan membawa kita kepada sukacita dalam segala situasi, karena kita tahu Tuhan selalu ingin yang terbaik buat kita, apapun keadaannya secara manusia.
.
. - . . .Biarkan Tuhan yang berkehendak atas hidup kita (ay. 5-6)
.
. . .Ada sebuah pepatah berkata “lakukanlah bagian mu, dan biarkan Tuhan melakukan kehendak-Nya”. Pepatah ini menggambarkan bagaimana seharusnya kita sebagai orang percaya bertindak. Banyak orang mencoba melakukan kebenaran sesuai apa yang mereka tahu, tetapi justru tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Sebaliknya, ada orang yang selalu mencela ketika kita melakukan sesuatu, tetapi tanpa disadari itu justru sesuai kebenaran firman Tuhan. Dalam ayat ini, Daud mengajarkan kita untuk ‘membiarkan’ orang melakukan apapun bahkan mencoba menjatuhkan kita, tetapi kita tahu Tuhan yang akan bertindak atas kehidupan kita, karena kebenaran pasti dinyatakan.
.
. - . . .Bersekutu dalam Tuhan secara pribadi (ay. 7-8)
.
. . . Bersekutu dengan Tuhan secara pribadi akan memberikan kita rasa haus yang terus-menerus untuk berada dalam hadirat-Nya. Inilah yang menjadi sebuah dasar bagi kehidupan kita untuk dapat menguasai diri sesuai firman Tuhan. Dengan begitu, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita yang berusaha untuk membuat kita marah akan mampu kita atasi bersama dengan Tuhan. Karena penguasaan diri berasal dari keintiman dengan Tuhan.
.
.
. . . . Dengan demikian, melangkah atas tuntunan Tuhan mampu membawa kita untuk mengerti akan kehendak-Nya dalam hidup ini, sehingga kehidupan kita mampu berjalan selaras dengan apa yang Tuhan mau. Tuhan Yesus Menyertai.
Walking with God, will help you to improve your best self –