Melayani Tuhan atau Diri Sendiri?

gjlglkjlkhkjh

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : Roma 12:1-2

.

.

.

.

Pernahkah kita tahu makna dari Melayani Tuhan? Pelayanan adalah anugerah Allah. Dan melayani adalah kesempatan dan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita. Karena siapakah kita sehingga kita layak melayani Allah? Karena itu pelayanan sekalipun melibatkan penyangkalan diri, tetapi itu adalah sebuah kehormatan dari Allah pada kita.

.

.

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, apa motivasi kita melayani Allah? Supaya Allah dimuliakan?  Atau Mungkin kita bisa berpikir begitu tetap faktanya kita seringkali tidak menyadari bahwa yang kita layani adalah diri kita sendiri bukan Tuhan. Bagaimana kita mengetahui hal itu? Jika kita melakukan tugas pelayanan dan tidak dihargai bagaimana perasaan kita? Jika kita memberikan sumbangan pada gereja dan tidak dihargai, bagaimana perasaan kita? Jika kita dikecewakan dalam pelayanan bahkan dicela dalam pelayanan kita, bagaimana perasaan kita? Saat kita marah dan kecewa, berarti kita masih melayani diri sendiri.

.

.

Kita bukanlah orang yang sudah sempurna. Siapapun kita terkadang masih melayani diri sendiri. Karena itu melalui renungan ini, kita harus memperbaiki motivasi kita yang kurang tepat dalam melayani Tuhan.

.

.

Ada dua hal yang perlu kita ketahui dalam memperbaiki motivasi kita dalam melayani Allah.

.

.

  1. Mengubah hidup kita (ay. 1)

    Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan pada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

    Pertama, tubuh kita milik Allah. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (1 Kor. 6:20). Tubuh kita berbicara tentang kehidupan kita. Artinya seluruh aspek kehidupan kita adalah milik Allah. Kesadaran bahwa diri kita milik Allah seharusnya memberi kita pengertian dalam hidup kita bahwa pelayanan bukan untuk menyenangkan diri kita melainkan menyenangkan Allah. Kita menempatkan Allah diatas ego kita sebagai alasan sesungguhnya dalam melayani Allah.

    Karena itu Allah meminta tubuh kita yang hidup (bukan lagi yang mati seperti korban dalam PL). Tuhan ingin kita melayani Allah dengan tubuh kita yang hidup. Itu jauh lebih mulia daripada kita sekedar mengatakan bahwa kita mau mati bagi Tuhan yang kita tidak tahu itu benar-benar kita lakukan atau tidak. Jika kita melayani Allah saja tidak mau, bagaimana kita bisa berlogika kita mau mati bagi Tuhan?

    Dalam melayani Allah, Allah menginginkan kekudusan dan kehidupan yang berkenan padaNya. Artinya, untuk memperbaiki motivasi kita, mari kita mengubah hidup kita dahulu. Kita mengarahkan diri pada kekudusan dan perkenaan Allah yang artinya kita hidup sesuai dengan kehendak Allah yaitu firmanNya. Karena jika kita tidak mengubah hidup kita, kita tidak akan pernah memiliki motivasi yang benar dalam melayani Allah.
  2. Mengubah pola pikir (ay. 2)

    Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Dalam KJV: But be ye transformed by the renewing of your mind. Terjemahan hurufiahnya adalah tetapi jadilah kamu diubahkan oleh pembaruan pikiranmu. Kata ‘berubahlah’ dalam bahasa Yunani memang pasif. Sehingga dalam KJV diartikan ‘diubahkan’ dan dalam terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) menerjemahkan kalimat di atas sebagai berikut : Biarkan Allah membuat pribadimu menjadi baru supaya kalian berubah. Artinya di sini paradoks (Dua hal yang kelihatannya bertentangan tetapi dua-duanya benar). Kita harus berubah tetapi di sisi lain, Allah yang mengubah kita.

    Selain itu kata ‘berubahlah’ dalam bahasa Yunani berbentuk present menunjukkan bahwa perubahan itu dilakukan secara terus menerus. Artinya kita bukan orang sempurna dan tidak akan langsung sempurna dalam perubahan itu. Kita berposes dalam perubahan kita seumur hidup kita.

    Tujuan dari pembaharuan pikiran adalah agar kita bisa membedakan mana kehendak Allah dan mana yang bukan. Artinya mengubah pola pikir kita menjadi seperti Allah. Sehingga keinginan kita sama dengan keinginan Allah. Bagaimana kita mengubah pola pikir kita? Dengan firman Allah yang akan terus membersihkan kita baik hidup kita juga motivasi kita dalam melayani Allah (Yoh. 15:3). Kita mengetahui bahwa perubahan dimulai dari merubah pola pikir kita. Dalam tulisannya tentang “Wawasan Dunia Kristen”, Pdt. Yakub Tri Handoko menuliskan bahwa perubahan pikiran merupakan perubahan radikal dan mendasar yang mencapai tingkat perubahan wawasan dunia. Dr. Bob Utley, seorang professor bidang hermeneutika menuliskan dalam tafsirannya bahwa orang percaya melihat kenyataan dalam cara yang berbeda secara menyeluruh karena pikiran mereka telah dimotori oleh Roh, pikiran yang ditebus, dipimpin oleh Roh menghasilkan suatu gaya hidup yang baru.

    Sehingga, perubahan pola pikir kita akan mempengaruhi motivasi kita dalam pelayanan. Perubahan itu dikerjakan oleh Allah tetapi kita harus berusaha berubah dan kita harus terus-menerus mengubah motivasi kita sampai kita mati karena akan selalu ada ego dalam setiap pelayanan kita.

.

.

Mari kita melihat motivasi pelayanan kita. Kita sedang melayani Allah atau diri kita sendiri? Kita semua tentu masih memiliki ego dalam pelayanan karena itu mari kita ubah dengan cara mengubah hidup kita sesuai dengan kehendak Allah dan pola pikir kita sesuai dengan pemikiran Allah yang bisa kita peroleh dengan terus menerus belajar Alkitab. Kedua perubahan itu harus kita lakukan terus menerus. Saya mengutip pernyataan Pdt. Yakub Tri Handoko dalam Tulisannya mengenai “Wawasan Dunia Kristen” sebagai berikut: Pembaharuan akal budi akan berdampak positif pada wawasan dunia Kristen, misalnya tujuan hidup (Roma 12:1) dan standar kebenaran (Roma 12:2). Beliau melanjutkan bahwa pada gilirannya dua hal tersebut akan mempengaruhi cara kita melayani sesama saudara seiman (Roma 12:8).

.

.

Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

35 replies on “Melayani Tuhan atau Diri Sendiri?”

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »