Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : Yoh. 16 : 31-33

.

.

.

Diminggu sengsara ini kita mendengarkan khotbah bahwa mengikut Yesus berarti memikul salib dan menyangkal diri. Memikul salib berarti penderitaan. Bagaimana perasaan kita? Ada Shalom? Shalom itu bahasa Ibrani yang dalam bahasa Yunani disebut eirene yang berarti damai.

.

.

Karena itu mari kita melihat ayat yang menjadi perenungan kita saat ini. Di ayat ini kita belajar bahwa Yesus memberitahukan bahwa para murid akan tercerai berai dan gagal tetapi Yesus akan tetap memberikan damai sejahtera pada mereka karena Yesus telah mengalahkan dunia.

.

.

Karena itu ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini:

.

  1. Gagal bukan berarti kehilangan iman. Kita melihat persis seperti yang dikatakan oleh Yesus saat Yesus ditangkap mereka benar-benar tercerai berai bahkan Petrus menyangkal Yesus. Tetapi para murid tidak kehilangan iman mereka (kecuali Yudas Iskariot). Dalam mengikut Yesus, kita adalah orang-orang yang sering meragukan Tuhan (bukan tidak percaya). Kita bingung dan mempertanyakan banyak hal yang terjadi dalam hidup kita. Cobaan silih berganti. Ada kekhawatiran dan ketakutan. Namun itulah realita dan itu semua justru membentuk iman kita semakin dewasa di dalam Tuhan.

    .

    .

  2. Kristus menjanjikan damai sejahtera di tengah-tengah penderitaan. Kata “penganiayaan” dalam ayat 33 diterjemahkan sebagai tribulation atau kesengsaraan dalam terjemahan KJV dan trouble yang berarti kesukaran dalam terjemahan NIV. Artinya kita bisa melihat lebih luas bahwa penderitaan yang dimaksuk bukan sekedar penganiayaan tetapi lebih luas lagi dalam aspek kehidupan kita yakni segala macam kesukaran, kesengsaraan, pencobaan, dan lain-lain.

.

.

Kristus memberikan kontras yang menarik dalam ayat 33 yakni para murid hidup di dunia dan menderita. Para murid harus tinggal di dalam Kristus. Terjemahan secara hurufiahnya seperti ini : “Di dalam Aku damai sejahtera kalian miliki. Di dalam dunia penganiayaan/penderitaan kalian miliki”. Artinya, Tuhan tidak mengatakan bahwa untuk mendapatkan damai sejahtera sejati maka penderitaan dijauhkan dari kita. Tetapi penderitaan pasti kita alami dan disaat yang bersamaan kita mengalami damai sejahtera karena kita bersama Kristus. Ini adalah janji Kristus.

Beberapa hal yang menguatkan kita bahwa janji Kristus ini pasti digenapi adalah

.

  1. Kristus mahatahu (Band. ay. 30 dan 32). Frasa “akan datang dan sudah tiba saatnya” artinya bahwa apa yang Yesus sampaikan adalah sebuah kepastian walaupun murid-murid cerai berai di beberapa saat kemudian. Apa yang Kristus ketahui adalah sebuah kepastian dan itu semua menggenapi rencana Allah. Penderitaan yang kita alami juga untuk menggenapi rencana Allah (Roma 8:28-30). Dan itu semua untuk kemuliaan Allah. Tuhan sangat mengerti penderitaan kita karena itu Dia menjanjikan damai sejahtera pada kita disaat mengalami penderitaan. Mari kita percaya pada rencana agung Allah.

    .

  2. Kristus sudah menang (ay. 33). Walaupun dalam konteks itu Yesus belum mengalami kematian dan kebangkitan. Namun Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu dimana segala sesuatu bagi Allah itu adalah masa kini. Kalau dalam bahasa Inggris kata kerjanya biasanya diberikan akhiran –ing. Dalam konteks kita Yesus memang sudah mengalahkan dunia dua ribu tahun yang lalu. Yesus mengalahkan Iblis. Karena itu, janji damai sejahtera ini menguatkan kita bahwa Yesus pasti menggenapinya. Ketika Kristus mengalahkan dunia maka kita semua juga sudah mengalahkan dunia. Hal diperkuat oleh rasul Paulus dalam Roma 8:37 bahwa kita semua lebih daripada pemenang. Kita mengalami aniaya bahkan baying-bayang maut tetapi di dalam Kristus kita tetap mengalami damai sejahtera karena dalam ayat 38-39 dari Roma pasal 8 menegaskan bahwa tidak ada penderitaan, bahkan kuasa yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus bahkan kematian sekalipun.

.

.

Di dalam Kristus ada damai sejahtera walaupun disaat bersamaan kita mengalami penderitaan bahkan kematian. Dengan tegas lagi rasul Paulus yang berada dalam penjara menulis surat kepada jemaat di Filipi bahwa kematian adalah keuntungan (Flp. 1:21). Kalimat yang menunjukkan suatu damai sejahtera yang sejati di tengah-tengah penderitaan dan bayang kematian. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mengalami damai sejahtera di tengah-tengah penderitaan kita sebagai pengikut Kristus? Rasa curiga, takut, pasti kita alami tetapi Kristus pasti memberikan damai sejahteraNya pada kita. Tetap percaya dan bergantung pada Kristus. Kristus tidak pernah meninggalkan kita. Janji penyertaan Kristus digenapi dengan memberikan Roh Kudus pada kita yang percaya. Kita tidak pernah sendirian. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

75 replies on “SHALOM”

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »