Ditulis Oleh : Pdt. Erick Kristovel, S.Th.
.
.
.
.
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi miliknya pada waktu kedatangan-Nya. (1 Kor. 15:20-23)
.
.
.
.
Kita akan memulai dengan pertanyaan teologis yaitu mana yang lebih penting antara kematian atau kebangkitan Kristus? Menurut James Montgomery Boice bahwa pertanyaan ini tidak bisa dijawab. J.M. Boice melanjutkan bahwa meskipun kematian Kristus adalah apa yang secara eksplisit menjadi tujuan yang Ia genapi dalam kedatangan-Nya ke dunia, kebangkitan tidak kalah pentingnya karena kebangkitan menjadi alasan injil salib bisa dipahami, kemudian dipertahankan dan diteruskan selama berabad-abad sampai kepada kita.
.
.
Kita juga tentu mengingat ayat dalam 1 Kor. 15:17 “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Karena itu kebangkitan Kristus adalah kelahiran dari kematian-Nya dan dengan demikian adalah kemenangan atas kematian dan atas dia yang berkuasa atas kematian yaitu Iblis (Ibrani 2:14).
.
.
Kristus bangkit pada hari ketiga yakni hari Minggu sesudah wafat pada hari Jumat. Hari minggu menjadi hari ibadah kita. Beberapa hal yang menjadi perenungan kita pada saat ini adalah:
.
.
- Siapakah yang membangkitkan Kristus? Kristus dibangkitkan oleh Tritunggal. Dibangkitkan oleh Allah Bapa (Gal. 1:1); Dibangkitkan oleh Diri-Nya sendiri (Yoh. 2:19-21; 10:18; 11:25); Dibangkitkan oleh Roh Kudus (Rm. 8:11).
.
.
- Hakekat kebangkitan Kristus. Herman Bavinck memberikan definisi bahwa kebangkitan Kristus sebagai peristiwa dimana Kristus oleh kuasa ilahi-Nya menghidupkan tubuh-Nya yang mati, menyatukannya dengan jiwa-Nya, dan meninggalkan kubur. Hakekat ilahi Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan dalam kematian kristus, hakekat ilahi Yesus tetap bersama Kristus tetapi hakekat Ilahi tidak mati sama seperti roh manusia juga tidak mati melainkah tubuh fananya saja. Yesus bangkit dengan tubuh yang sama dan mengubah tubuhNya menjadi tubuh kemuliaan. Hakekat manusiawi Yesus tetap bersama Pribadi Kristus baik saat Yesus bangkit, naik ke surga, bahkan juga saat datang kedua kali dan bersama dengan kita di bumi baru.
.
.
- Yesus bangkit sebagai yang sulung. Kata “sulung” (aparchē) seringkali merujuk pada buah sulung dalam musim panen. Buah pertama itu yang menentukan panen berhasil atau tidak. Kalau buah pertama rusak, berarti semua rusak. Artinya bahwa ketika kata aparchē dikenakan pada kebangkitan Kristus, maka kebangkitan Kristus adalah jaminan bagi kebangkitan-kebangkitan yang lain. Kebangkitan Kristus menjadi payung bagi seluruh kebangkitan orang yang mati di dalam Tuhan. Matthew Henry dalam tafsirannya menyatakan bahwa Kristus bangkit sebagai yang sulung bagi orang-orang yang mati di dalam Tuhan. Kristus bangkit dengan tubuh yang tidak fana lagi dan Yesuslah yang pertama bangkit dengan tubuh seperti itu dan kita pada kedatangan-Nya nanti akan bangkit dengan tubuh yang tidak fana lagi seperti Yesus Kristus (ay. 23).
.
.
Kebangkitan Kristus adalah kemenangan terhadap kuasa maut dan kita sudah dimenangkan dan tidak dikuasai maut lagi melainkan kehidupan kekal. Ayat 21-22 menunjukkan bahwa kita sudah mati di dalam persekutuan dengan Adam tetapi hidup kembali di dalam persekutuan dengan Kristus. Seperti Kristus lahir kembali dari kematian demikian kita lahir kembali dari kematian dan ini disebut dengan lahir baru. Kita adalah pribadi-pribadi yang menang dan sudah memiliki kehidupan yang baru maka jangan lagi memberikan tubuh kita dipakai sebagai senjata kelaliman. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (1 Kor. 6:20). Itu pertanda kita sekarang adalah milik Kristus. Hidup kita adalah hak Kristus. Waktu kita adalah hak Kristus. Karena itu pelayanan bukan pilihan tetapi kewajiban kita semua. Pakailah hidup kita yang baru ini untuk melayani Allah, hidup dalam perkenan Allah, dan tidak dipergunakan untuk berbuat dosa.
Kebangkitan Kristus juga menjamin kebangkitan kita di masa yang akan datang saat Dia datang kedua kali. Yesus yang tubuhnya hancur saat dicambuk dan disalib utuh kembali kecuali tangan dan lambung yang akan menjadi pertanda buat kita bahwa kehidupan kekal kita adalah karena pengorbanan Kristus. Seperti apapun tubuh kita saat meninggal, hancur karena kecelakaan, dibakar (dikremasi), disiksa seperti para martir yang dibakar, dipenggal, ditombak, disalib, dan lain-lain. Semua akan kembali utuh pada saat kebangkitan kembali. Kita dibangkitkan dengan tubuh yang sama tetapi tidak fana lagi. Jika Kristus bangkit maka kita juga pasti bangkit. Tuhan memberkati kita. Amin.