KRITIK DAN AUTOKRITIK

intro

Ditulis oleh : Ev. Irwan Lombu, S.Th.

.

.

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3).

.

.

.

……. Jika diberikan 2 pilihan antara Dikritik atau Mengkritik lebih banyak dari kita akan memilih dan lebih suka “mengkritik” dibanding dengan menerima “kritikkan”. Kita lebih gampang rasanya mencari kelemahan orang lain sampai ke hal-hal kecilpun mampu kita lihat dan menghakiminya. Kita lebih senang mendengarkan kata-kata Pujian dibanding dengan Kritikkan. Banyak orang menjadi marah, sakit hati dan kecewa ketika dikritik.

.

……. Dalam konteks ini Yesus mengajarkan murid-murid-Nya sekaligus mengingatkan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat yang sangat suka menghakimi orang lain dan menggap diri paling benar. Diayat 1 Yesus mulai pengajaran-Nya dengan kata larangan sekaligus perintah; Jangan kamu menghakimi, Supaya kamu tidak dihakimi. Yesus mengajarkan agar kita tidak menjadi hakim atas diri orang lain, dalam konteks lain ketika orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah untuk dihakimi, dengan bijak Yesus menjawab mereka ; “Barang siapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Yohanes 8:7)”.

.

……. Yesus tahu bahwa orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat sangat suka mengkritik kehidupan orang lain. Yesus mengajarkan sebuah konsep baru yaitu Autokritik. Autokritik adalah kritik untuk diri sendiri untuk menjadi lebih baik atau dengan istilah lain Intropeksidiri.

.

.

.

…….Kita bisa saja susah menerima kritikan dari orang lain tetapi kita harus mampu mengkritik diri sendiri. Autokritik ini sangat bermanfaat dalam kehidupan ;

.

.

  1. Autokritik membuat kita sadar diri.
    .
    …….Banyak orang merasa dirinya paling benar sehingga ketika orang lain mengkritinya dia akan melakukan defense/pembelaan. Tetapi dengan konsep autokritik membuat kita intropeksi diri dan menyadari bahwa kita juga memiliki kelemahan, sehingga lebih fokus memperbaiki diri sendiri daripada sibuk mengkritik orang lain.
    .
    .
  2. Autokritik membuat kita rendah hati dan tidak mudah menghakimi orang lain.

    …….Dengan kita sadar diri dan lebih fokus memperbaiki diri menjadi lebih baik akan membuat kita memiliki kerendahan hati dan tidak selalu merasa diri paling benar sehingga tidak gampang menjadi hakim atas diri orang lain. Karena sebelum melihat kelemahan dalam diri orang lain ia melakukan intropeksi diri terlebih dahulu. Sebelum kita mengkitik orang lain alangkah lebih baiknya kita intropeksi diri (autokritik) terlebih dahulu. Kalaupun kita harus mengkritik orang lain maka berikanlah kritik yang membangun dengan solusi-solusi yang baik. Karena banyak orang mengritik untuk menjatuhkan bukan untuk membangun, mampu mengkritik tapi tidak mampu memberi solusi. 

.

.

Sebelum mengkritik Kritiklah diri sendiri terlebih dahulu dan kalau mengkritik, kritiklah dengan memberi solusi.

.

.

.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »