MEMBERKATI ORANG YANG MEMBENCIMU

tumpnang tangan

Ditulis Oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th. 

.

.

Pembacaan Firman Tuhan : Kisah para rasul 9:10-18

.

.

.

.

. . . . Pernahkah kita bertanya apa tujuan Tuhan untuk memberkati kita? Kita percaya kita diberkati supaya kita bisa memberkati yang lain. Ini bukan soal apa yang ada padamu, tetapi apa yang kamu lakukan dengan apa yang ada padamu. Berkat yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa memberkati orang lain. Keinginan untuk diberkati adalah hal yang wajar. Tetapi keinginan memberkati orang lain, itulah hal yang luar biasa.

.

.

. . . Ada dua jenis memberkati yang sering dilakukan oleh banyak orang. Pertama, memberkati secara materi (memberikan barang). Kedua, memberkati secara lisan (kata-kata atau doa). Pada dasarnya kedua hal ini sangat mudah untuk dilakukan kepada orang-orang yang baik dengan kita, namun bagaimana jika dengan orang yang membenci kita? Atau dengan orang yang jahat kepada kita? Atau dengan orang yang selalu membuat kita kesal dan marah? Apakah kita masih mampu untuk memberkati mereka secara materi maupun lisan?

.

.

. . . Saulus adalah seorang Farisi yang sangat tidak menyukai orang-orang yang mengikuti Kristus dan ajaran-Nya, hingga Saulus tidak segan-segan untuk menganiaya mereka yang mengikuti Kristus dan ajaran-Nya. Stefanus adalah salah satu korban dari kekejaman Saulus, bahkan setelah Stefanus mati sebagai martir pertama, Saulus masih belum puas dan meminta surat kepada Imam kepala untuk mencari dan menganiaya orang-orang yang mengikuti Kristus dan ajaran-Nya (ayat 1,2).

.

.

. . . Dalam perjalananya, Tuhan Yesus menyatakan diri kepada Saulus dan membuatnya buta sebagai peringatan bahwa Tuhan tidak ingin Saulus menjadi penganiaya pengikutnya, dan Tuhan ingin menjadikan Saulus menjadi alatnya. Untuk itu Tuhan Yesus mengutus Ananias agar menumpangkan tangan diatas kepala Saulus untuk memberkati dan menyembuhkan matanya (ayat 10,11). Ketika Ananias mendapatkan mandat itu dari Tuhan Yesus, dia tidak lah langsung berkata “iya”, melainkan menyampaikan setiap kesalahan dari Saulus (ayat 13,14). Jika kita berada diposisi Ananias, “mungkin” kita akan melakukan hal yang sama, tetapi ingatlah bahwa bukan tanpa alasan Tuhan meminta Ananias yang memberkati Saulus.

.

.

. . . Dalam pembacaan Alkitab kali ini kita dapat melihat kenapa Ananias tetap mau berangkat dan memberkati Saulus, Ananias adalah seorang murid dan dia sadar akan statusnya (ayat 10). Selain dari dia seorang murid, Ananias juga mendapat perintah langsung dari Tuhan (ayat 15) dan Ananias adalah orang yang taat (ayat 17). Sekalipun Saulus adalah orang yang kejam terhadap pengikut Kristus dan ajarannya, dan Ananias juga adalah target dari kekejaman Saulus, tetapi Ananias tetap memanggilnya dengan kata “saudaraku”.

.

.

. . . Tidak mudah untuk menghampiri dan memberkati orang yang tidak suka dan membenci kita, Ananias pun merasakan hal itu. Tetapi perintah Mutlak dari Tuhan juga tidak bisa dihindari. Hal ini juga berlaku untuk kita sebagai anak-anak Allah, memberkati orang yang membenci kita adalah sebuah keharusan bagi orang percaya.

.

.

“Jika kita membalas kejahatan seseorang dengan kejahatan, kita tidak ada bedanya dengan orang itu”

Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

. . .

. . .

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

96 tanggapan untuk “MEMBERKATI ORANG YANG MEMBENCIMU”

Komentar ditutup.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »