Penulis : Ev. Hakhositodo Waruwu, S.Th.
.
.
.
.
Nats firman Tuhan : Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (Markus 12:43).
.
.
.
.
. . . . .Apa motivasi saudara/i jika memberikan persembahan kepada Tuhan, mungkin banyak diantara orang Kristen dari dulu dan tidak tertutup kemungkinan pada masa kini dalam hal memberi persembahan. Seringkali persembahan dilakukan dengan terpaksa karena sudah tradisi dan mungkin sungkan kalau tidak memberi persembahan pada setiap hari minggu. Ada juga yang berpikir bahwa memberi persembahan itu seperti konsep tabur-tuai. Jika kita memberi persembahan maka Tuhan akan memberkati kita, Tuhan akan menghindarkan kita dari hal-hal yang buruk. Atau ada yang berpikir bahwa kalau kita memberikan persembahan Rp 100rb. Tuhan akan membalas Rp 1jt dan semakin besar kita berikan, maka semakin besar pula balasan dari Tuhan, itulah sebabnya orang Kristen salah persepsi dalam hal memberikan persembahan.
.
.
. . . . . Adalah motivasi yang keliru jika kita berpikir semacam itu dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan. Lalu bagaimana konsep persembahan Kristen yang sebenarnya sesuai dengan firman Tuhan yang kita baca pada saat ini.
.
.
. . . . . Dalam konteks pembacaan kita pada saat ini adalah Ketika Tuhan Yesus mengamati persembahan orang kaya dan janda miskin, terhadap siapakah Tuhan Yesus memberi pujian. Terhadap persembahan orang kaya atau persembahan janda miskin, tentu saja terhadap persembahan janda miskin dan kita setuju dalam hal itu. Namun, pertanyaan yang paling penting adalah apa yang menyebabkan Tuhan Yesus lebih memuji persembahan janda miskin dari pada semua orang yang memberi persembahan pada saat itu? Pada umumnya, terhadap pertanyaan ini secara spontan biasanya kita menjawab”karena janda miskin tersebut memberi dengan tulus.” Kalau kita memperhatikan teks, benarkah janda miskin ini dipuji oleh Tuhan Yesus sendiri karena ia memberi dengan tulus. (Markus 12:43b) “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
.
.
.
. . . . . Ada 2 Point yang perlu kita belajar dari seorang janda miskin dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan yaitu:
.
.
- Memiliki motivasi yang benar dalam memberi.
Pada dasarnya, yang harus menjadi motivasi atau alasan utama memberi persembahan kepada. Tuhan adalah karena kesadaran bahwa segala sesuatu adalah milik Allah (Mzm. 24:1 Mazmur Daud, Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya dunia serta yang diam di dalamnya). - Memiliki kesadaran memberi karena semuanya adalah dari Dia
Kesadaran bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia inilah yang membuat janda miskin dapat memberi persembahan dengan benar dan dipuji oleh Tuhan Yesus. Dari kisah persembahan janda miskin tersebut, kita dapat belajar dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan agar memiliki hati yang tulus dan motivasi yang benar di hadapan Tuhan.
.
.
. . . . . Jadi, janda miskin ini dengan berani memberikan seluruh nafkahnya kepada Tuhan karena didorong oleh motivasi yang benar kepada Tuhan di dalam hatinya yang terdalam. Namun kasih yang tulus adalah sebuah kata sifat yang sangat abstrak, tak terlihat dengan kasatmata dan tak dapat diukur. Oleh karena itu, Tuhan Yesus tidak membicarakan kasih yang tulus di hati janda miskin itu, tetapi sebuah wujud nyata yang terpancar dari kasih yang tulus dengan mempersembahkan seluruh yang ada padanya. Kasih yang tulus tak kan pernah ada sampai terwujud dalam pengorbanan yang nyata. Dengan demikian kasih yang tulus tidak diukur semata-mata dari jumlah yang kita berikan, tetapi seberapa besar pengorbanan yang kita rasakan ketika memberi. Inilah yang dilakukan oleh janda miskin ini kasihnya yang tulus kepada Tuhan membuat ia memberi dengan pengorbanan yang luar biasa.
.
.
. . . . . Namun, kita tidak sekedar berkaca dari janda miskin ini dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan, janda miskin ini juga mengajari kita dan sekaligus memberi contoh kepada orang percaya pada masa kini dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan agar memiliki motivasi yang benar sehingga persembahan yang kita persembahkan di terima oleh Tuhan didalam kerajaan sorga.