Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th.
.
.
.
.
Habakuk 2 : 4
“Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya”
.
.
.
.
.
.
Pernahkah saudara bertanya : Dimana keadilan Allah? Mengapa orang berdosa tidak dihukum? Jika pernah, saudara sama dengan nabi Habakuk. Pertanyaan-pertanyaan tersebut justru sangat menghantui Habakuk karena ia melihat penduduk Yehuda melakukan kejahatan rohani dan sosial, namun Allah tidak menghukum mereka. Bahkan ketika Habakuk berseru kepada Tuhan, ia malah mendapatkan jawaban yang mencengangkan. Allah justru menghukum Yehuda melalui orang-orang kasdim yang terkenal dengan keperkasaan dan ketangkasan yang tiada banding saat itu, bangsa kasdim yang dengan sombong akan melibas semua musuh mereka, termasuk bangsa Yehuda.
.
.
Ketidaksetiaan bangsa Yehuda kepada Tuhan, dengan memperlihatkan kejahatan mereka, yang penuh dengan kekerasan dan mencari keuntungan pribadi, bahkan tidak peduli dengan sesama dimana mereka hidup dalam kesombongan. Kenyataan ini menjadi pergumulan nabi Habakuk dimana Tuhan tidak segera menghukum Yehuda, sehingga ia mempertanyakan kesetiaan dan keadilan Allah. Disinilah Allah membangkitkan orang kasdim yang garang, ganas menakutkan dan tanpa belas kasihan untuk menindas ataupun memberi pelajaran atas bangsa Yehuda, tetapi hal ini tidak sesuai dengan haparan nabi habakuk.
.
.
Sekalipun demikian nabi Habakuk tidak putus asa, dia terus bergumul menantikan jawaban Tuhan atas pergumulannya, hingga akhirnya ia mendapatkan jawaban bahwa semua itu akan mendapat penghukuman sesuai waktu yang ditentukan Tuhan. Namun satu hal yang menjadi pengutan bagi nabi Habakuk, bahwa orang yang benar akan hidup oleh percayanya. Bagaimana dengan saudara, apakah yang menjadi pergumulan saudara saat ini? Adakah saudara datang kepada Tuhan dan meminta jawaban dari Tuhan? Apakah saudara tetap berdoa sekalipun jawaban pergumulan saudara tidak sesuai dengan harapan saudara? Adakah saudara tetap hidup dalam kebenaran dengan setia percaya kepada Tuhan.
.
.
Marilah kita belajar dari pengalaman nabi Habakuk, sekalipun jawaban doanya tidak sesuai harapannya, namun ia senantiasa setia berdoa, hidup bergantung kepada Allah dengan tetap percaya bahwa jawaban doa itu sesuai dengan waktu yang ditentukan Tuhan. Sebagaimana dalam pengkhotbah 3:11a bahwa “Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya,”. Amin. Tuhan Yesus Memberkati.