Lost and Found

zefvraef

Ditulis Oleh : Sdri. Ria Marissabell

.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : Lukas 19 : 1-10

.

.

.

.

.

“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” – Lukas 19:10

.

.

.

.

Zakheus, mungkin merupakan nama yang familiar kita dengar dari kisah Alkitab sejak Sekolah Minggu. Begitupun di Yerikho saat itu, Zakheus merupakan orang yang terkenal dan sangat kaya. Namun tidak dengan reputasi yang baik. Ia adalah seorang pemungut cukai yang suka meminta pajak lebih dari yang seharusnya, tindakan ini membuatnya dapat dikategorikan sebagai seorang penipu dan pencuri. Hal ini lah yang membuat orang-orang di kota itu tidak menyukai Zakheus.

.

.

Ketika Yesus melintasi Yerikho, orang banyak mulai berkumpul dan ingin melihat kedatangan-Nya, begitu pula dengan Zakheus. Rasa penasaran untuk melihat Yesus membawa Zakheus sampai naik ke atas pohon, supaya ia dapat melihat Yesus di kerumunan orang banyak. Pada hari itu Yesus tidak hanya melintas begitu saja, Ia berkata kepada Zakheus untuk turun dari pohon sebab Yesus akan bertamu ke rumahnya. Ada 2 respon yang timbul dari apa yang dilakukan dan dikatakan Yesus kepada Zakheus itu. Yang pertama dari Zakheus, dengan sukacita ia meresponi panggilan Yesus dan turun dari pohon untuk menyambut Yesus ke rumahnya. Yang kedua adalah dari kerumunan orang banyak, yang meresponi dengan sungut-sungut sebab Yesus akan menumpang di rumah orang berdosa.

.

.

Dari kisah singkat tentang Zakheus dalam Lukas 19:1-10 ini, ada beberapa hal yang dapat kita renungkan, antara lain:

.

  1. Respon terhadap lawatan Tuhan

    Posisi Zakheus saat itu adalah orang yang dibenci dan dijauhi semua orang. Ia tidak mengenal kasih, karena tidak pernah merasakan kasih dari orang-orang di sekitarnya. Tetapi, tanpa ia sangka ternyata Yesus yang mulia mengenalnya, memanggilnya, bahkan mau bergaul dengan dia (ay. 5). Bayangkan kita ada di posisi Zakheus, orang yang tidak pernah merasakan kasih, tiba-tiba dijumpai oleh kasih itu sendiri. Perjumpaan Zakheus dengan Yesus adalah perjumpaan Zakheus dengan kasih yang sejati. Zakheus meresponi dan menerima panggilan Yesus dengan sukacita (ay. 6), bahkan dengan pertobatan dari hidupnya yang lama. Pertobatan Zakheus berbuah kasih, terlihat dari keinginannya untuk memberikan setengah dari hartanya kepada orang miskin, dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang telah ia peras (ay.7).

    Dari Zakheus kita dapat melihat bahwa kekayaan dan hidup yang berkelimpahan tidak menjadi jaminan kehidupan yang ideal. Karena kekosongan hati dan kehampaan hidup manusia hanya dapat dipuaskan oleh kasih Kristus. Maka dari itu, anugerah dan kasih Kristus harus diresponi dengan benar. Kasih yang kita terima dari Allah akan membuahkan kasih, dan memampukan kita untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama.


  2. Yesus datang untuk yang terhilang

    Ketika Yesus datang ke Yerikho, Yesus bukan ‘iseng’ untuk melintasi tempat dimana Zakheus berada. Selain datang untuk mengajar orang banyak, Yesus datang ke Yerikho untuk menyelamatkan domba-Nya yang hilang. Yesus mengetahui segala yang Zakheus perbuat, tetapi Yesus tetap ingin dekat. Yesus tidak memanggilnya sebagai pendosa, tetapi Ia datang untuk membebaskannya dari dosa. Kerumunan orang banyak berkata Zakheus tidak layak bergaul dengan Yesus, tetapi Yesus memandang semua orang berharga di mata-Nya. Zakheus tidak pernah merasakan kasih persaudaraan, tetapi Yesus panggil dia “anak Abraham”, karena ia telah menjadi bagian dari keluarga orang yang beriman (ay. 9). Perjumpaan Yesus dengan Zakheus bukanlah hal yang tidak sengaja, tetapi bagian dari rancangan Tuhan untuk penyelamatan domba-Nya yang hilang (ay. 10)

.

.

Terkadang kita ada di posisi seperti Zakheus, terhilang. Mungkin kita bukan pemungut cukai, bukan juga orang yang dibenci banyak orang. Tetapi terkadang kita juga tersesat dalam labirin kehidupan. Rumitnya persoalan hidup mungkin sempat membuat kita kehilangan iman dan pengharapan. Atau mungkin dosa yang kita perbuat masih menjadi kabut yang menutupi pandangan kita untuk melihat tangan Kristus yang terulur untuk menyelamatkan. Namun, yang harus kita ingat adalah tidak ada dosa yang terlalu besar, tidak ada masa lalu yang terlalu kelam, dan tidak ada persoalan yang terlalu rumit yang dapat menjadi penghalang untuk Yesus menemukan domba-Nya yang hilang. Dan lawatan Tuhan tidak harus datang dalam sebuah penglihatan supranatural, karena lawatan Tuhan bisa datang dalam perenungan firman Tuhan, dalam pujian dan penyembahan, bahkan dalam doa yang disampaikan dalam diam. Tinggal bagaimana kita meresponi nya dengan sikap hati yang benar. Tuhan Yesus memberkati!

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »