KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM KEKRISTENAN

WhatsApp Image 2022-07-22 at 13.54.32

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Yohanes 5:24)

.

.

Jika kita mempelajari tentang doktrin keselamatan dalam berbagai agama, maka kita akan menemukan bahwa kekristenan memiliki konsep yang unik yang berbeda dari konsep keselamatan pada agama manapun di dunia ini. Namun, tidak sedikit dari kita yang memiliki cara berpikir yang sama dengan konsep dunia bahwa keselamatan itu tergantung dari perbuatan baik kita. Tetapi iman Kristen percaya bahwa keselamatan hanya karena anugerah melalui iman. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam kekristenan itu adalah kepastian. Mengapa bisa pasti? Karena keselamatan kita bergantung pada Tuhan dan bukan pada kita. Jika keselamatan bergantung pada manusia, maka keselamatan bukanlah sebuah kepastian.

.

.

Menyikapi hal ini mari kita melihat dengan cermat ayat yang menjadi landasan kita ini.

.

.

Hal yang pertama yang pertama yang kita temukan pada ayat ini adalah dasar/landasan dari keselamatan orang percaya. Yesus berkata bahwa kehidupan kekal itu adalah mendengarkan Yesus dan percaya pada Dia yang mengutus Yesus (Bapa). Tentu saja mendengarkan Yesus bukan hanya sekedar mendengarkan tetapi sungguh-sungguh percaya pada Yesus dan Bapa. Tidak ada hal lain yang Yesus sampaikan agar kita memiliki kehidupan kekal.

.

.

Ada 3 hal yang kita dapatkan jika kita mendengar Yesus dan percaya pada Bapa:

.

.

  1. Memperoleh hidup yang kekal. Keunikan dari kalimat ini adalah Yesus tidak menggunakan kata “akan”. Dalam berbagai terjemahan baik terjemahan Inggris (KJV, NKJV, NIV) maupun terjemahan Indonesia (BIMK, TSI) umumnya tidak menggunakan kata “akan”. Bob Utley seorang pensiunan guru besar penafsiran Alkitab menunjukkan bahwa bentuk kata kerja dari “mempunyai hidup yang kekal”  adalah present Active yang berarti bahwa hidup kekal itu sudah kita peroleh sejak percaya pada Yesus dan Bapa dan seterusnya sampai kepada hidup kekal selamanya saat Yesus datang kedua kalinya. Beliau menyatakan bahwa jika dalam 3 Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) menyatakan bahwa kehidupan kekal bersifat di depan maka Injil Yohanes menyatakan bahwa sifat dari hidup kekal adalah realita saat ini.
    Maksudnya begini. Saat kita percaya & menerima dalam kehidupan kita. Pada Yesus maka kita sudah memiliki hidup kekal. Memang secara jasmani kita masih akan mati tetapi kehidupan kekal yang Tuhan janjikan kepada kita sudah kita peroleh sejak sekarang dan akan menjadi benar-benar sempurna saat kita dibangkitan diakhir zaman (Band. Ay. 25). Hal ini dikuatkan oleh Herman N. Ridderbos (Teolog Perjanjian Baru yang berasal dari Belanda) dalam buku tafsirannya (Injil Yohanes) menyatakan bahwa saat kita mendengar perkataan Yesus dan percaya pada Bapa, maka hidup kekal sudah dimulai, penghakiman Allah telah kehilangan unsur yang menakutkan, dan kematian telah digantikan. Beliau melanjutkan bahwa hidup kekal dimulai secara kualitatif pada masa kini. Maksud dari “kualitatif” adalah kehidupan secara rohani bukan jasmani (Band. Ay. 25).

    .

    .

  2. Dan tidak turut dihukum. Menanggapi frasa ini, Herman Ridderbos dalam tafsirannya (Injil Yohanes) menyatakan bahwa penghakiman Allah telah kehilangan unsur menakutkannya. Artinya kita tidak akan dihukum lagi karena dosa-dosa kita. Seluruh dosa kita sudah ditanggung oleh Yesus Kristus. Dalam “pembenaran” terjadi subtitusi (pertukaran). Seluruh dosa kita ditanggung oleh Yesus Kristus dan seluruh kebenaran Kristus diperhitungkan pada kita. Karena itu dalam penghakiman kita akan dinyatakan sebagai orang yang benar karena Kristus. Karena itulah keselamatan benar-benar hanya di dalam Kristus. Kita menolak pernyataan bahwa semua agama adalah sama.

    .

    .

  3. Berpindah dari dalam maut ke dalam hidup. Kata “berpindah” dalam bahasa Yunaninya yaitu metabebēken dari kata dasar metabainō yang berarti “menyeberang”. Kata ini memiliki bentuk kata kerja perfect tense yang mendeskripsikan (menggambarkan) kegiatan diwaktu lampau dengan hasil yang tetap ada sampai sekarang. Anthony A. Hoekema ((Profesor emeritus teologi sistematika di Calvin Theological Seminary, Michigan, Amerika Serikat) menyatkan bahwa tindakan “berpindah” ini sebagai sesuatu yang final dan tidak bisa dibatalkan lagi, seperti seorang yang tekah membakar jembatan setelah ia menyeberanginya. Jika kita berpikir masih ada kemungkinan bahwa seorang percaya sejati (bukan KTP) akan menyeberang kembali kepada kehidupan maut, maka itu akan bertentangan dengan finalitas dari ayat ini.

    .

    .

Dari sini kita belajar bahwa keselamatan kita yang percaya kepada Yesus bersifat final. Artinya kita memiliki jaminan dan kepastian akan keselamatan kita karena kita kita sudah memperolehnya sejak saat ini. Maka melalui renungan ini, kita diingatkan kembali betapa luar biasanya karya Tuhan bagi kita yang seharusnya kita syukuri dengan hidup sebagai orang Kristen sejati yang tinggal di dalam Kristus. Bukan lagi sebagai orang Kristen yang hanya sekedar berstatus Kristen tetapi tidak sungguh-sungguh di dalam Kristus. Apakah kita sudah hidup dalam keselamatan yang Tuhan sudah berikan bagi kita? Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

4 replies on “KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM KEKRISTENAN”

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »