TUHAN TURUT MERASAKAN

WhatsApp Image 2022-03-26 at 10.22.43

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

.

.

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab  itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibr. 4:15-16)

.

.

.

.

Menjelang kematian Yesus yang semakin dekat, salah satu yang menjadi alasan mengapa Yesus datang untuk mati adalah agar menjadi imam yang dapat merasakan semua kelemahan kita dan sekaligus menolong kita. Kita pasti mengalami banyak pencobaan dan kesulitan dalam iman kita kepada Kristus.

.

.

Sebagai Imam Besar, Kristus menjadi perantara kita dengan Allah. Sebagai manusia, Kristus mengalami semua pencobaan yang dialami oleh manusia. Perbedaannya adalah kita jatuh sedangkan Kristus tidak. Kristus tidak jatuh bukan berarti pencobaannya tidak seberat yang kita alami. John Piper (Teolog dan pendeta) menyatakan bahwa orang-orang bijak telah menunjukkan bahwa pencobaan yang diterima Yesus lebih kuat daripada yang kita alami. Beliau melanjutkan bahwa jika seseorang menyerah terhadap suatu pencobaan, pencobaan itu tidak akan sampai pada serangannya yang terkuat. Dari sini kita melihat bahwa Yesus mengalami pencobaan sepenuhnya dan dahsyat tetapi tetap menang.

.

.

Kristus sudah mengalami pencobaan yang dahsyat karena itu Tuhan sangat memahami penderitaan. Bahkan di Kis. 9:5 dijelaskan bahwa penganiyaan yang dialami oleh orang-orang Kristen adalah penganiayaan yang dirasakan oleh Kristus. Tuhan bukan hanya sekedar mengerti apa yang kita rasakan tetapi Tuhan merasakan juga apa yang kita rasakan.

.

.

Dalam 2 Kor. 12:7-10 Saat rasul Paulus juga mengalami duri dalam daging dimana dia berseru 3 kali agar Tuhan melepaskannya dari duri tersebut. Namun Tuhan menjawab bahwa “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Menyikapi jawaban Tuhan, Paulus bermegah dalam kelemahannya. Bagaimana dengan sikap kita? Jangan terlalu meratapi kelemahan kita karena justru dalam kelemahan kita dan keterbatasan kita, kita mampu merasakan kuasa Tuhan yang sempurna dalam hidup kita. Seperti rasul Paulus yang akhirnya menaruh dirinya pada kuasa Allah dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan, dan kesesakan, kita pun rela dalam segala cobaan kita dan seluruh penderitaan kita karena disaat kita lemah, disitulah kita kuat.

.

.

Puncak penderitaan Kristus adalah saat Yesus di tangkap, disiksa, dan disalibkan. Namun sikap Yesus menjadi teladan penting bagi kita dalam menghadapi pencobaan. Yaitu menyerahkan segala perkara kepada Allah dan tidak membalas dendam (1 Petrus 2:22-23). Ini adalah kemenangan dari pencobaan.

.

.

Penderitaan seperti apa yang kita alami? Kristus sudah mengalaminya. Ditolak oleh keluarga? Yesus dianggap gila oleh keluarga. Dikhianati sahabat? Yesuspun dikhianati teman. Dikhianati orang yang kita tolong? 5000 orang yang diberi makan oleh Yesus ikut berteriak “salibkan Dia”. Ditinggalkan oleh sahabat-sahabatNya saat mengalami penderitaan. Dipermalukan? Diludahi? Ditelanjangi di depan umum? Yesus sudah mengalami semuanya? Dia bahkan mengalami yang lebih dari yang kita alami. Karena itu Yesus sangat memahami apa yang kita rasakan dan turut merasakan apa yang kita rasakan.

 

Jika demikian, apa yang yang harus kita lakukan saat kita merasa tidak berdaya menghadapi pencobaan yang kita alami?

.

  1. Tetap bertahan dalam iman kita (ay. 14).
    Tujuan pencobaan yang dikerjakan oleh Iblis adalah menghancurkan iman kita. Karena itu mari kita tetap bertahan dalam iman kita. Yesus yang merasakan penderitaan kita memberikan kita kemampuan dalam menghadapi pencobaan kita (1 Kor. 10:13)

    .

  2. Menghampiri takhta kasih karunia Allah (ay. 16)
    Kita tahu bahwa dalam Perjanjian Lama kita tidak bisa langsung meminta pertolongan kepada Tuhan. Sekarang, dlam Yesus Kristus sebagai Imam Besar kita, kita mendapatkan keberanian untuk datang pada Allah dalam doa melalui Yesus Kristus. Melalui doa kita akan menemukan kasih karunia atau belaskasihan Allah dalam cobaan yang kita alami. Frasa terakhir dalam ayat 16 adalah “untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”. Doa berdoa, kita mendapat belas kasihan dan pertolongan pada waktu yang tepat. Kita percaya waktu yang tepat dan terbaik adalah waktu Tuhan.

    .

    .

Karena itu mari saat kita mengalami pencobaan, mari kita tetap setia dan menyerahkan semuanya pada Tuhan melalui doa. Kita akan mendapat belas kasihan dan pertolongan dari Tuhan diwaktu yang tepat dan terbaik. Janganpernah meragukan Tuhan dan merasa bahwa pertolongan Tuhan terlalu lambat sehingga kita mencari jalan pintas. Tetap percaya bahwa Tuhan merasakan akan yang kita rasakan. Dia sangat memahami kita dan tahu bagaimana memberikan yang terbaik buat kita. Biarlah melalui cobaan yang kita alami, nama Tuhan dipuji dan dimuliakan. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email

36 replies on “TUHAN TURUT MERASAKAN”

Im very happy to find this web site. I want to to thank you for ones time just for this fantastic read!! I definitely appreciated every part of it and i also have you saved as a favorite to see new information in your blog.

Comments are closed.

Perjuangan Mengasihi

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th. . .Pembacaan Alkitab : Amsal 14:21-35 . . Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai

Read More »