.
.
Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th.
.
.
Pembacaan Firman Tuhan : Mazmur 63:1-12
.
.
.
.
.
.
. . . .Shalom, shalom saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Bersyukurlah atas segala pemeliharaan Tuhan Dalam hidup kita hingga saat ini, dalam situasi dan kondisi saat ini Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedikitpun. Kiranya hal ini tidak mengurangi kerinduan kita akan persekutuan dengan Allah ditengah-tengah keluarga kita masing-masih. Kebenaran firman Tuhan saat ini yaitu terambil dari mazmur 63:1-12. Adapun tema yang akan kita renungkan bersama saat ini ialah “Sebab, kasih setiaMu lebih dari pada hidup.”
.
.
. . . . Setelah kita membaca firman Tuhan ini, kita dapat melihat situasi dan kondisi yang dialami oleh Pemazmur ketika ia menuliskan mazmur ini. Pemazmur yaitu Daud dikala itu sedang berada ditengah-tengah Padang gurun Yehuda, ia sedang hidup dalam pelarian menghindari pengejaran raja Saul yang berusaha untuk membunuhnya. Keadaan ini menimbulkan ketakutan, ancaman, kekuatiran, dan bahaya bagi tubuh jiwa dan perasaan Daud. Kondisi ini juga membuat Daud tertekan dan terjebak ditengah-tengah Padang gurun, dimana disana tidak ada kehidupan, yakni tempat yang panas terik, gersang dan tandus tiada berair.
.
.
. . . . Tempat itu jauh dan terpisah dari tempat Kudus Allah, jauh dari tabernakel dimana biasanya Daud dapat menikmati hadirat Tuhan, tempat Kudus yang biasanya Daud dapat melihat kekuatan Allah. Tentulah kenyataan ini sangat membuat Daud tertekan, namun ia dapat mengatakan “Sebab, kasih setiaMu lebih dari pada hidup.” (ay.4)
.
.
. . . . Ada tiga hal yang mau kita pelajari dari tema ini yaitu bagaimana Daud dapat merasakan bahwa kasih setia Tuhan lebih dari pada hidup:
.
.
Ay. 2-3.
.
. . . . 1. Memiliki kerinduan yang mendalam akan persekutuan dengan Allah.
.
. . . . Dimulai dengan pernyataan iman Daud, ia mengatakan “Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau…” Hal ini menunjukkan betapa pernyataan iman Daud, bagaimana ia sangat merindukan Allah dalam hidupnya. Kerinduan yang mendalam itu dijelaskan lagi dengan frase “jiwaku haus kepadaMu, tubuhku Rindu kepadaMu, bagaikan tanah yang kering tandus tiada berair”. Sekalipun Daud jauh dari tabernakel (tempat dimana orang Israel datang kepada Tuhan) namun hal itu tidak membuat dia lemah semangat untuk terus merindukan Tuhan. Merindukan persekutuan dengan Allah, merindukan hubungan yang erat dengan Tuhan. Adakah kita juga sama seperti Daud yang selalu merindukan hubungan dan persekutuan yang erat dengan Tuhan? Dengan selalu berupaya mencari Tuhan, dalam kerinduan yang amat sangat mendalam?
.
.
Ay. 4-6
.
. . . . 2. Kontradiksi antara sifat manusia dengan sifat Allah.
.
. . . . Daud pernah merasakan bagaimana kasih dan setia Tuhan dalam hidupnya. Ia dapat merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa baginya. Namun dalam kondisi ini, ia harus hidup dalam pelarian karena sifat jahat manusia, yaitu raja Saul dan Absalom yang berusaha untuk membunuhnya. Daud melihat perbedaan yang sangat kontradiksi, bagaimana sifat Allah yang penuh kasih dan setia dengan sifat raja Saul dan Absalom terhadap dirinya.
.
.
. . . . Daud memuji akan kasih dan setia Allah yang ia rasakan dalam hidupnya, ia bersyukur, dan memuliakan Allah dengan harapan dan tekad seumur hidup, dan itu terbukti hingga akhir hidupnya. Dalam kondisi itu ia tidak menyalahkan Tuhan, malah ia memuliakan Tuhan. Dalam kesendiriannya Daud ingin melihat kekuatan Allah, ia ingin memandang Allah dan memegahkannya. Kenyataan ini ingin membuktikan bahwa betapa pentingnya kita mengalami kasih dan setia Tuhan dalam hidup kita. Mengalami hadirat Tuhan, mengalami kuasa Tuhan, mengalami penyertaan Tuhan. Ingatlah bahwa semua ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Maukah kita sama seperti Daud,? Mengalami akan kasih dan setia Tuhan sehingga kita selalu hidup untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
.
.
Ay. 7-9
.
. . . . 3. Mengalami atau mengingat perbuatan Tuhan.
.
. . . . Dalam situasi dan kondisi hidup yang Daud alami, ia ingin mengajarkan kita agar kita mengingat segala perbuatan Tuhan, ia mengajarkan kita agar kita mengingat pertolongan Tuhan, sehingga hal itu membuat ia mengesampingkan persoalannya, tapi ia mau memandang kepada Allah, dan melekat kepadaNya. Layaknya ranting pokok anggur yang tidak dapat berbuah kalau ranting itu tidak melekat pada pokok anggur.
.
.
. . . . Adakah kita juga sama seperti Daud yang selalu ingat dan merasakan akan perbuatan dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita? Maukah kita melekat kepada Tuhan dalam kerinduan penuh dan mendalam akan persekutuan dengan Tuhan?
.
.
. . . . Biarlah melalui ketiga hal ini, kita dapat merasakan dan mengingat akan segala perbuatan kasih dan setia Tuhan dalam hidup kita. Sehingga pertolongan Tuhan, penyertaan Tuhan, membuat kita semakin rindu dan melekat kepada Tuhan.
.
.
. . . . Karena itu, marilah kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Dengan penuh kerinduan yang mendalam, kita mencari Tuhan, memuji Tuhan, dan mengingat perbuatan Tuhan sehingga mata kita, hati kita, jiwa kita, tubuh kita, iman kita, pikiran kita, dan perasaan kita, serta perbuatan kita hanya tertuju kepada Tuhan untuk memuliakan nama Tuhan.
.
.
. . . . Sebagai penutup, ada tiga karakteristik orang dalam hubungan dengan Tuhan:
.
. . . . 1. Ada orang yang selalu rindu akan persekutuan dengan Tuhan saat mengalami tekanan atau persoalan hidup, namun saat sukses, dan hidup nyaman, ia mulai melupakan Tuhan.
.
. . . . 2. Ada orang yang selalu rindu akan persekutuan dengan Tuhan saat mengalami kesuksesan, dan kesenangan, namun saat susah ia melupakan Tuhan, menyalahkan Tuhan, bahkan berpaling dari imannya.
.
. . . . 3. Ada orang yang selalu rindu dan senang akan persekutuan dengan Tuhan dalam susah maupun senang. Hal itu dilakukan bukan karena keperluan, atau bukan karena kebutuhan, melainkan karena sudah menjadi gaya hidupnya secara pribadi.
.
.
Dari ketiga hal ini, mana yang harus kita lakukan?
.
.
. . . . Kiranya kebenaran firman Tuhan hari ini menjadi kekuatan bagi kita dalam menjalani hidup kita hari lepas hari.
.
.
. . . . Dengan tetap diam dirumah, mari kita juga tetap mengikuti anjuran dan himbauan pemerintah sebagai lembaga yang dipakai Tuhan untuk kita dalam menyikapi covid-19 yang sedang melanda negeri kita saat ini. Amin.
.
.
.
.