Kategori
Uncategorized

MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BAIK

Ditulis Oleh : Hakhositodo Waruwu, S. Th.

.

.

.

.

Nats Firman Tuhan : Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12 TB)

.

.

.

.

. . . .Hidup kita di dalam dunia ini adalah suatu perjalanan yang harus kita tempuh setapak demi setapak, detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun seperti seorang musafir yang sedang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Oleh karena itu perlu Kita memperhatikanlah dengan saksama bagaimana kita harus Hidup seperti yang tertulis didalam Efesus 5:15 ; Karena itu, Perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Kalimat ‘saksama’ mempunyai arti yaitu ;sangat berhati-hati, ataupun penuh ketelitian.  Firman Tuhan menasihati kita agar berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal.

.

.

. . . Orang yang  bebal adalah orang yang tidak bijaksana, yang menjalani hidup dengan semaunya sendiri, hanya memusatkan perhatian kepada perkara-perkara duniawi saja, dan selalu mengandalkan kekuatannya sendiri dalam menghadapi keadaan.

.

.

. . . Namun jika kita memperhatikan orang-orang yang bijaksana dalam hidupnya adalah orang yang selalu memperhatikan langkahnya dengan penuh kehati-hatiaan, ia selalu menyikapi setiap kondisi dan keadaan maupun peristiwa yang menimpa kehidupannya dengan bergantung penuh pada kekuatan Tuhan agar ia menghadapi dengan respons hati yang penuh dengan kebijaksanaan. Ia selalu berusaha supaya hidupnya berkenan kepada Tuhan karena itu pandangannya selalu terarah kepada Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya.

.

.

. . . Menjadi pertayaan untuk kita, Mengapa kita harus meghitung hari-hari kita dengan baik?

.

  1. . . . .Karena Waktu Hidup di Dunia sangat singkat.

    . . . .Dalam konteks ini Firman Tuhan Megajarkan kepada kita agar kita bijak menghitung hari-hari yang kita lalui. Dengan menghitung hari-hari yang kita lalui, kita menyadari bahwa waktu ini begitu singkat. Dalam Mazmur 90:10 Penulis menyatakan “masa hidup kami 70 tahun jika kami kuat, ataupun 80 tahun. Dengan itu mari kita pergunakan waktu yang ada dengan baik untuk memuliakan Tuhan dan hidup sesuai dengan apa yang Ia kehendaki.

  2. . . . .Hari-hari ini jahat

    . . . .Kita Perlu menggunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin karena hari-hari dimasa ini jahat (Efesus 5:16b). Mengapa Demikian? Karena dengan kemajuan Teknologi dan perputaran waktu yang terasa begitu cepat, sering sekali membuat kita lupa menghitung hari-hari kita. Bahkan terkadang dalam keseharian, kita lupa untuk bersyukur kepada Tuhan atas waktu yang masih ia izinkan untuk kita. Tetapi, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita untuk menghitung, mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Dan biarlah waktu yang ada kita gunakan untuk membangun relasi yang lebih baik lagi dengan Tuhan malalui membaca Firman Tuhan, Beribadah, berdoa dan menjadi berkat bagi sesama.

.

.

Pergunakanlah waktu dengan baik, karena waktu yang dilalui sedetikpun tak akan terulang kembali.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

TANAH LIAT YANG DIBENTUK

Ditulis Oleh : Sdr. Dellis Zai

.

.

.

.

.

Bacaan  : Yeremia 18: 1-17

.

.

“Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat ditanganya itu, rusak, maka tukang periuk mengerjakannya kembali bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

Yereremia 18:4.

.

.

.

.

. . . . Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap orang Kristen pasti menginginkan   berkat-berkat Tuhan dalam hidupnya. Tetapi janganlah kita hanya ingin menikmati berkat-berkat-Nya saja, sementara kita tidak mau dibentuk dan diproses Tuhan. Siapakah kita dihadapan Tuhan, sehingga kita mengatur Tuhan? Ingat! Kita adalah tanah liat dan Tuhan adalah Sang Penjunannya.

.

.

  . . . . Tuhan menyuruh Yeremia untuk pergi ke tukang periuk itu, untuk melihat proses pembuartan periuk dari tanah liat, yang dilakukan oleh sang penjunan, supaya tanah liat itu menjadi periuk yang berkualitas.  

.

.

. . . . Marilah kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita harus membangun hubungan yang baik kepadanya. Dengan  menjadi bejana Tuhan yang berharga, kita  harus rela dan mau di bentuk oleh Tuhan.  Sebab tanah liat, tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang bermutu dan  menarik tanpa melewati suatu  proses. Seringkali kita hindari karena tidak mau dibentuk dan  merasakan sakit yang luar biasa sehingga kita memberontak, kecewa, dan marah kepada Tuhan, Ketika mengalami proses tersebut.

.

.

. . . . Namun, semakin kita memberontak dalam proses itu, dan tidak mau dibentuk oleh Tuhan. Maka seperti bangsa Israel yang mangalami proses dalam pembentukan Tuhan dipadang gurun selama 40 tahun lamanya karena sikap mereka yang suka memberontak, bersungut-sungut, mengeluh, dan hidup dalam ketidaktaatan alias tegar tengkuk. Bisa saja seorang tukang periuk itu membuat bejana itu secara cepat atau instan. Tetapi bagaimana hasilnya? Mungkin saja kualitasnya tidak baik, tidak bertahan lama ataupun mudah pecah.

.

.

. . . . Maukah kita menjadi bejana atau perabot Tuhan yang bermutu rendah, yang biasa saja dan berharga murah? Setiap kita pasti ingin menjadi alat Tuhan yang mulia, menjadi anak-anak Tuhan yang unggul. Untuk menjadi suatu alat Tuhan, Ada harga yang harus dibayar  yaitu jangan mengeraskan hati, jangan mudah menyerah, jangan memiliki hati yang egois. Tetapi marilah kita sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan, kita harus menjadi alat Tuhan dengan mengikuti proses pembetukan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita.

.

.

.

“Jika saat ini kita sedang dibentuk untuk menjadi bejana yang indah, bersabarlah, kuatlah, dan semangat, karena Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan kita.”

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

MEMPERTAHANKAN IMAN

Ditulis Oleh : Sdr. Adiman Hulu

.

.

.

.

Bacaan : 2 Timotius 3:10-17

.

.

“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,”

2 Timotius 3:12

.

.

.

.

. . . . . Dulu waktu saya SD, ada satu catatan yang tertulis di rapor saya yang mengatakan, “Lebih mudah untuk meraih, dari pada mempertahankan”. Semua tergantung pada pribadi kita. Tetapi, pada dasarnya, mengapa orang lebih mudah meraih daripada mempertahankan? Karena dalam meraih, kita masih memiliki semangat, niat dan usaha. Sedangkan dalam mempertahankan, belum tentu semangat, niat dan usaha tersebut masih kita miliki setelah kita meraih sesuatu. Terkadang kita sudah merasa puas dan merasa sombong dengan pencapaian kita, sehingga kita lupa bagaimana cara untuk mempertahankannya.

.

.

. . . . . Menurut KBBI, mempertahankan memiliki arti yaitu, mengusahakan supaya tetap tidak berubah dari keadaan semula. Berbicara tentang mempertahankan iman, yaitu kita harus bisa mengusahakan iman kepercayaan kita di dalam Kristus Yesus, agar tetap teguh dan tidak goyah, apalagi sampai meninggalkan.

.

. . . . . Saya juga pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan, bahwa seseorang dapat meninggalkan iman kepercayaannya, karena tiga faktor ini, yaitu: HARTA, TAHTA dan WANITA. Selain dari ketiga faktor tersebut, ada satu faktor juga yang paling penting dan sering di alami oleh banyak orang, yang bisa membuat seseorang meninggalkan iman kepercayaannya, yaitu: PENDERITAAN. (ayat nats).

.

.

. . . . . Mengikut Kristus Yesus memang tidaklah mudah, sebab Alkitab pun mengatakan demikian. “Kata-Nya kepada mereka semua: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23). “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Fil 1:29).

.

.

. . . . . Untuk itu, salah satu cara kita mempertahankan iman kita sebagai orang percaya, yaitu dengan memandang penderitaan sebagai bagian dari iman kita dalam Kristus Yesus. Masa pandemi covid-19 ini memang membuat banyak orang menderita, dimana banyak perusahaan dan usaha-usaha yang ditutup, banyak karyawan-karyawan yang hilang pekerjaan, belum lagi kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan PPKM, yang membuat banyak orang kesulitan untuk mencari dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

.

.

. . . . . Memandang penderitaan sebagai bagian dari iman, bukanlah suatu ajakan untuk hidup menderita! Melainkan, untuk kita mengerti dan memahami arti iman dalam Kristus Yesus yang sebenarnya. Agar setiap orang yang percaya kepada Kristus Yesus, ketika mengalami penderitaan sekalipun, mampu menghadapi dan mengucap syukur senantiasa.

.

.

“SETIAP PENDERITAAN YANG DI ALAMI OLEH ORANG PERCAYA, SELALU ADA TUHAN YANG MENYERTAI DAN MENOLONG”

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

PROMOSI

Ditulis oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

.

.

.

.

1 Samuel 16:1

.

“…Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”

.

.

.

. . . Dalam menjalani kehidupan di kota metropolitan, tentu ada banyak persaingan terjadi dalam mendapatkan promosi agar tetap bisa bertahan mengikuti perkembangan dan kemajuan di kota metropolitan. Hal ini membuat banyak pribadi menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan promosi sehingga sering kali membuat hubungan antar pribadi menjadi hancur karna persaingan.

.

.

. . . Renungan hari ini akan berfokus pada bagaimana Tuhan mempromosikan Daud secara langsung untuk menjadi raja atas Israel. Dalam KBBI Promosi diartikan kenaikan pangkat atau seseorang yang mendapat kepercayaan untuk berada diposisi tertentu. Artinya seseorang yang mendapat promosi adalah orang yang memiliki kapabilitas yang mumpuni. Tidak hanya itu, kesetiaan juga menjadi bagian yang dimiliki.

.

.

. . . Daud adalah seorang raja yang terkenal dengan kegagahperkasaannya dalam memimpin bangsa Israel, sehingga membuat Daud menjadi raja yang disegani dan dihormati oleh bangsa Israel sampai sekarang. Untuk mencapai hal itu tentu tidak mudah, hal itu bisa dicapai karna ada promosi langsung dari Tuhan. Tentu bukan tanpa alasan kenapa Tuhan mau mempromosikan Daud hingga sebesar ini, maka itu mari bersama belajar dari Daud agar kita pun mendapat promosi langsung dari Tuhan.

.

.

  1. Memulai dari yang kecil
    .
    ……Jika kita melihat kembali perjalanan Daud menjadi raja, dia mulai dengan mengembalakan domba yang jumlahnya juga tidak banyak (1 Samuel 16:11) dan kemudian mengantarkan bekal buat saudara-saudaranya (1 Samuel 17:17). Hal ini mengajarkan bahwa kita perlu memulai dari hal yang kecil dan setia pada perkara kecil itu sendiri untuk mendapatkan promosi dari Tuhan seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 16:10 “barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”.
    .
    .
  2. Berani menghadapi tantangan
    .
    ……Dalam 1 Samuel 17:34-35 mengatakan bahwa Daud orang yang bertanggung jawab dan tidak takut menghadapi tantangan yang ada didepannya. Sikap ini adalah sikap yang diperlukan oleh seorang pemimpin. Dalam hidup kita sehari-hari pun perlu untuk memiliki sikap berani menghadapi tantangan. Karna Tuhan menciptakan manusia bukan sebagai seorang pengecut, melaikan menjadi seorang yang lebih dari pemenang (Roma 8:37).
    .
    .

. . . . Maka dari itu  sebagai anak-anak Tuhan, dua hal ini perlu kita miliki. Jangan takut dengan situasi yang mungkin tidak baik, karna mungkin Tuhan lagi mempersiapakan mental kita agar kita siap menerima promosi langsung dari Tuhan. Jika kita melakukan yang terbaik buat Tuhan, Tuhan juga pasti melakukan yang terbaik buat kita. Tuhan Yesus memberkati.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email