Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.
.
.
.
.
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.(Pkh. 3:11)
.
.
.
.
.
.
Apa yang kita pikirkan saat kita berbicara tentang waktu Tuhan? Beberapa rekan memberikan jawaban bahwa waktu Tuhan adalah proses Tuhan, waktu yang diberikan Tuhan bagi umatNya untuk melakukan segala hal menyangkut jasmani dan rohani sesuai kehendak Tuhan. Kita juga pernah mendengar lagu tentang “waktu Tuhan”. Lagu yang menceritakan tentang segala sesuatu diijinkan Tuhan terjadi pada kita untuk kebaikan kita sesuai dengan waktu Tuhan. Lagu ini sangat memberkati banyak orang percaya.
.
.
Lalu bagaimana kita memahami waktu Tuhan? Yang pertama perlu kita sadari adalah Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Bahkan waktu diciptakan oleh Tuhan. Tuhan maha sempurna dalam kuasa, kebijaksanaan, dan pengetahuanNya. Tuhan kita berdaulat atas segala sesuatu dan apapun yang terjadi dalam hidup kita berada dalam kedaulatan Allah.
.
.
Ketika kita berbicara tentang waktu Tuhan maka kita berbicara tentang apa yang Allah kerjakan di waktu itu. Jadi ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi perenungan kita tentang waktu Tuhan.
.
.
- Waktu Tuhan ketika melepaskan kita dari cobaan. Alktitab tidak pernah membicarakan berapa lama waktu seseorang mengalami pencobaan dan kapan melepaskan kita dari cobaan tersebut. Yusuf mengalami pencobaan selama 13 tahun sejak usia 17 tahun dijual oleh saudaranya (Kej. 37) sampai menjadi orang kedua di Mesir pada usia 30 tahun (Kej. 41:46). Raja Daud tidak begitu pasti usianya saat diurapi menjadi raja oleh Samuel namun diperkirakan bahwa Daud diurapi menjadi raja oleh Samuel disaat usia masih belasan tahun dan baru benar-benar menjadi raja pada usia 30 tahun. Artinya lebih dari 10 tahun Daud harus mengalami masa ketakutan karena dikejar-kejar seperti musuh oleh raja Saul sebelum dia benar-benar duduk di atas takhta. Kita tidak pernah tahu berapa lama kita mengalami pencobaan tetapi Tuhan memberikan janji bahwa pencobaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita bahkan memampukan kita menghadapi pencobaan tersebut (Band. 1 Kor. 10:13). Dalam suratnya pada jemaat di Filipi, rasul Paulus menjelaskan bahwa segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan (Flp. 4:13).
.
.
- Waktu Tuhan dalam menjawab doa. Alkitab juga tidak pernah mencatat kepastian berapa lama kita berdoa lalu Tuhan menjawab. Ada yang cepat dan ada yang lambat bahkan ada yang tidak dijawab. Abraham dijanjikan akan menjadi bangsa yang besar pada usia 75 tahun dan dalam kejadian 15 Abraham berdoa meminta seorang anak. Tidak ditahu pasti berapa usia Abraham saat itu namun yang kita tahu adalah Abraham memiliki seorang anak yang dijanjikan itu pada usia 100 tahun (Kej. 21:25). Artinya ada 25 tahun sejak janji Tuhan akan menjadikan Abraham menjadi bangsa yang besar dan juga Abraham harus menunggu bertahun-tahun setelah mendoakan agar memiliki seorang anak karena Sara mandul. Monika, ibu dari Agustinus dari Hippo seorang Bapa Gereja yang terkenal juga adalah seorang ibu yang mendoakan pertobatan suami dan anaknya Agustinus. Suami Monica adalah orang yang tidak percaya pada Tuhan dan anaknya Agustinus yang hidup dalam kekacauan (hidup bersama wanita tanpa ikatan perkawinan). 17 tahun mendoakan suami dan akhirnya suami bertobat dan bahkan ibu mertuanya dan agustinus beberapa tahun kemudian. Monika, berdoa selama 20an tahun lalu terjadi pertobatan kepada Agustinus.
Kita tidak tahu kapan waktu Tuhan. Kita tidak tahu juga seperti apa jawaban Tuhan. Tetapi Alkitab mengajarkan kita untuk terus bertekun dalam doa (Mat. 7:7-11).
.
.
- Waktu Tuhan dalam mengakhiri segala sesuatu. Kapan kita mati? Kapan Yesus datang kedua kali? Tidak ada yang tahu tentang hal itu. Alkitab tidak pernah memberitahukan kapan waktunya tetapi semua itu pasti akan terjadi
Tetapi perikop kita mengajarkan bahwa semua akan indah pada waktunya. Alkitab juga mencatat bahwa segala penderitaan yang kita alami adalah untuk kebaikan kita yaitu untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Roma 8:28-29). Alkitab mencatat bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan penuh harapan (Yeremia 29:11), janji Tuhan ini tentu bagi bangsa Israel yang berada dalam pembuangan tetapi mereka dijanjikan masa depan yang penuh harapan. Tetapi janji ini juga berlaku bagi kita. Masa depan kita penuh harapan. Alkitab tidak menjanjikan bahwa kita akan kaya dan sukses dalam bisnis kita. Bukan masa depan yang seperti itu yang Tuhan janjikan. Masa depan kita adalah masa bersama dengan Tuhan dalam kekekalan. Karena itu janji Tuhan akan indah pada waktunya adalah untuk kebaikan kita dari perspektif Allah. Kita sering tidak menyukai apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita padahal itu yang terbaik buat kita. Sama seperti kita tidak menyukai obat padahal itu baik buat kita. Kapan kita terlepas dari penderitaan? Tidak tahu. Kapan kita disembuhkan dari sakit saat sakit? Tidak tahu. Kapan doa kita dijawab? Tidak tahu. Tetapi yang kita tahu adalah Tuhan kita tidak pernah ingkar janji, Tuhan kita tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu bersama kita saat kita mengalami semua penderitaan kita.
.
.
Karena itu, yang perlu kita lakukan didalam segala kesulitan hidup kita yaitu:
.
.
- Tetap percaya pada Tuhan (Tuhan lebih memahami kita daripada kita sendiri). Manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir
.
- Tetap memiliki pengharapan. Pengharapan dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan
.
- Tetap sabar dan berjaga-jaga dengan hidup sesuai kehendak Tuhan. Semua itu agar semua orang takut akan Tuhan (ay. 14).
.
- Tetap rendah hati karena apa yang Allah kerjakan bukan semata-mata untuk kita tetapi kemuliaan Allahlah yang menjadi tujuan pekerjaan Allah dan hidup kita. Marilah kita berpikir tentang kerajaan dan kemualiaan namaNya maka kita tidak terpuruk dalam kepedihan dan penderitaan yang kita alami.
Tuhan memberkati kita. Amin.