Kategori
Uncategorized

MUDAH KECEWA

Ditulis Oleh : Sdr. Adiman Hulu

.

.

Pembacaan Alkitab : Ayub 1:1-22

.

.

.

.

katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang Mengambil, terpujilah nama TUHAN!”  Ayub 1:21

.

.

.

. . . . Sebagai manusia tentunya kita tidak lepas dari yang namanya rasa kecewa. Ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan kita, tentu kita merasa kecewa dan putus asa. Menurut KBBI, kecewa adalah rasa kecil hati atau ketidakpuasan atas keinginan, harapan yang tidak terkabulkan.

.

.

. . . . Belajar dari sikap keteladanan seorang yang bernama Ayub. Ayub adalah seorang yang saleh, jujur dan hidup takut akan Tuhan (ayat 1). Kehidupan Ayub yang takut akan Tuhan, bukan berarti dirinya lepas dari yang namanya cobaan. Justru dalam hidup takut akan Tuhan, Tuhan menginjinkan Iblis untuk mencobai Ayub, semata-mata untuk melihat seberapa kuatnya iman Ayub terhadap Tuhan. Namun, dalam cobaan yang Ayub alami, ia tidak merasa kecewa atau menyalahkan Tuhan. Ayub justru mampu mengucap syukur atas cobaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupnya, (ayat nats).

.

.

. . . . Sebagai orang percaya, seringkali juga kita mengalami hal yang sama seperti yang di alami oleh Ayub. Kadang kala harapan dan keinginan kita belum terkabulkan, bahkan tidak terasa kita sudah memasuki bulan Desember akhir dan akan memasuki Tahun baru 2022. Mungkin selama satu Tahun yang telah berlalu, banyak keinginan dan harapan kita yang belum terkabulkan, yang membuat kita merasa kecewa dan  tidak puas. Firman Tuhan hari ini kembali mengingatkan kita, agar kita senantiasa memiliki iman yang teguh dalam Kristus, supaya apapun keadaan kita yang kita alami, baik suka maupun duka, baik senang maupun susah, kita tidak mudah kecewa dan mampu mengucap syukur atas apa yan kita alami.

.

.

. . . . Ada 3 poin penting yang harus kita terapkan dalam kehidupan sebagai orang percaya, sesuai dengan bacaan Firman Tuhan hari, agar kita tidak mudah kecewa, antara lain sebagai berikut:

.

.

  • . .Hidup Takut Akan Tuhan (Ayat 1)

. . . . Ada tiga macam tipe Orang Kristen, pertama Orang Kristen di luar Kristus, kedua Orang Kristen bersama Kristus dan ketiga, Orang Kristen di dalam Kristus. Dalam hal ini, kita diharapkan menjadi Orang Kristen yang hidup dalam Kristus, bukan hanya sebatas mengenal Kristus, tetapi hidup dalam persekutuan Kristus, dengan memiliki hubungan yang bergaul karib dengan Kristus.

.

.

  • . .Miliki Iman Yang Teguh (ayat 9)

. . . . Beriman kepada Tuhan bukan hanya berbicara soal berkat saja. Tetapi, terkadang iman kepada Tuhan seringkali memperhadapkan kita dalam situasi dan keadaan yang sulit, yang tidak kita inginkan. Dalam hal ini, kita sebagai orang percaya diharapkan mampu membuktikan iman kita dalam segala situasi dan kondisi yang sulit sekalipun.

.

.

  • . . Selalu Mengucap Syukur (Ayat 21)

. . . . Banyak orang yang tidak bisa merasakan bahkan menikmati berkat Tuhan dalam hidupnya. Karena apa? Karena ia tidak mampu mengucap syukur atas apa yang ia miliki. Terkadang kita hanya fokus kepada berkatnya saja (besar kecilnya), hingga kita lupa siapa sumber berkat tersebut dan bahkan sampai lupa untuk berterimakasih. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18).

.

.

“DENGAN MEMAHAMI KEHENDAK TUHAN, DALAM IMAN YANG BENAR DAN SENANTIASA MENGUCAP SYUKUR, ADALAH KUNCI UNTUK MENGATASI KEKECEWAAN”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

Kekudusan Membawa Kelayakan

Ditulis Oleh: Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin

.
.

Pembacaan Alkitab : Mazmur 15:1-5

.
.

. . . . Kekudusan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena cara hidup, berkata-kata dan berpikir dengan benar ditentukan oleh kekudusan hidup. Sama halnya dengan sebuah hubungan, jika laki-laki menginginkan wanita yang kudus, atau sebaliknya wanita menginginkan laki-laki yang kudus, begitu pula dengan Allah. Allah adalah kudus, yang artinya tidak ada cela sedikitpun dan sempurna. Pertanyaannya, apakah manusia bisa mencapai titik kesempurnaan itu seperti Allah?

.
.

. . . . Jawbannya adalah tidak, mengapa? Karena, manusia terlahir dengan dosa yang adalah akibat dari kejatuhan Adam dan Hawa. Namun sebagai manusia, kita tidak bisa hanya berhenti di titik keberdosaan itu saja, karena Allah telah memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai penebus dosa kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 3:16). Oleh sebab itu, ada jalan untuk mencapai kekudusan tersebut sehingga kehidupan kita menjadi layak di hadapan Allah.

.
.

  1. . . .Kudus dalam Perilaku (Ay. 2 & 5).
    .

    . . .Kudus dalam perilaku seringkali banyak disalah artikan oleh beberapa pihak, hal tersebut digambarkan dengan ketakutan mereka untuk keluar dari ‘zona nyaman’ dalam hidup. Banyak orang berpikir bahwa selagi apa yang mereka lakukan membawa sukacita kepada semua pihak, maka itulah cara mereka kudus dalam perilaku. Mereka tidak memnadang tentang apakah hal tersebut membawa dampak positif atau negatif. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Daud dalam Mazmur 15 ini.
    .
    . . .Kekudusan dalam perilaku bagi Daud adalah dimana kita sebagai orang percaya mampu melakukan keadilan bagi semua pihak. Masalah suka atau tidak, itu bergantung pada apa yang mereka pikirkan, selagi hal yang kita lakukan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, itu kekudusan dalam perilaku yang sesungguhnya. Hal yang lain adalah memperhatikan perilaku kita dalam memberi pinjaman. Banyak orang berpikir bahwa ketika kita mmemberikan pinjaman kepada orang lain, maka suatu saat mereka akan membalasnya. Sesungguhnya, bukan hal tersebut yang dimaksudkan oleh Daud.
    .
    . . .Daud memberikan gambaran bahwa ketika kita memberikan pinjaman dan berharap suatu saat nanti akan terbalaskan, maka hal itu bukanlah suatu kekudusan dalam perilaku. Karena sejatinya, orang percaya bukanlaah orang yang suka berhutang. Oleh sebab itu, berlajarlah untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki dan terima dalam kehidupan ini. Karena itulah, yang akan membawa kita dalam kelayakan untuk bersama dengan Allah.
    .
    .
  2. . . .Kudus dalam Perkataan (Ay. 2 &3)
    .
    . . .Perkataan dapat menentukan keputusan seseorang, itu adalah salah satu quotes duniawi tentang pentingnya menjaga kekudusan dalam berkata-kata. Lalu, apa itu kekudusan dalam perkataan? Daud menuliskan beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk hidup dengan perkataan yang kudus, diantaranya ialah: tidak menyebarkan fitnah, berkata kebenaran (jujur), serta tidak menyakiti orang lain.
    .
    . . .Dalam masa sekarang, kita banyak melihat bagaimana orang sering menyebarkan berita-berita palsu yang belum tentu memiliki kebenaran yang sesungguhnya. Bahkan secara sadar maupun tidak, kita juga melakukan hal tersebut, sehingga membuat orang lain merasa sakit hati. Oleh sebab itu, mulailah untuk membangun penguasaan diri dalam berkata-kata, memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak kita katakan, serta belajar untuk jujur dalam berkata-kata. Karena, kekudusan hidup kita dapat terlihat jelas melalui perkataan kita.
    .
    .
  3. . . .Kudus dalam Hubungan antar sesama (Ay. 4)
    .
    . . . Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu membutuhkan teman, pendamping, maupun orang yang bisa untuk bekerjasama dengannya. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hubungan dengan sesama. Kita tidak pernah tahu akan jalan kehidupan kita, bisa saja berhenti hari ini, esok, atau bahkan kemarin-kemarin. Satu hal yang pasti adalah, kekudusan dalam hubungan dengan sesama membawa kita menjadi pribadi yang layak di hapadan Allah.
    .
    .

. . . . Allah menginginkan agar kita (manusia) hidup dalam kerukunan bersama. Oleh sebab itu mulailah dengan berkata-kata, berpikir, bertingkah laku, dan menjalin hubungan yang kudus dengan sesama manusia, terlebih Allah. Tuhan Yesus Memberkati.

.
.

“Kekudusan membawa kita pada kelayakan untuk dapat hadir dihadapn Tuhan, karena tidak ada hal yang perlu kita sembunyikan dari-Nya.”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

Natal Untuk Siapa?

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : Luk. 5:32; Mat. 1:21

.

.

.

.

. . . . J. M. Boice dalam bukunya “Dasar-Dasar Iman Kristen” menuliskan bahwa alasan utama Kristus berinkarnasi menjadi manusia adalah untuk pendamaian. Pendamaian diperlukan karena manusia sudah mati secara rohani (terputus hubungan dengan Allah) ketika jatuh ke dalam dosa.

.

.

. . . Ketika Kristus datang, Dia diberi nama Yesus yang berarti Yahweh Menyelamatkan. Keselamatan yang dimaksud adalah keselamatan dari perbuatan-perbuatan jahat. Dari sini kita belajar dan bersyukur. Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan berkat, menyembuhkan segala penyakit kita. Tetapi tujuan utama dari kedatanganNya adalah menyelesaikan masalah dosa kita untuk pendamaian kita. Seluruh manusia adalah orang berdosa dan membutuhkan Juruselamat dan satu-satunya Juruselamat adalah Yesus karena itu secara hakikatnya semua manusia membutuhkan kedatangan Yesus. Tetapi Alkitab memberi kita beberapa pesan yang perlu untuk kita renungkan tentang kedatanganganNya. Untuk siapa Dia datang?

.

.

  1. . . .Secara umum Yesus mengakatakan bahwa Dia datang untuk orang berdosa (Lukas 5:32). Yesus memberikan sebuah kontra yang tajam di sini antara orang benar dan orang berdosa. Secara hakikat tidak ada orang yang benar. Roma 3:23 Jelas mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lalu mengapa Yesus mengatakan bahwa hanya datang untuk orang berdosa dan bukan untuk orang benar? Siapakah orang benar yang tidak membutuhkan kedatangan Yesus? Bukankah kita semua dibenarkan di dalam Yesus (Roma 5:1)? Lalu siapa orang benar di luar Yesus ini? Orang benar yang dimaksud Yesus adalah orang berdosa yang merasa diri benar.
    .
    . . .Apakah kita semua adalah orang yang menyadari bahwa kita adalah orang berdosa? Itu tidak cukup. Selama kita merasa dibalik keberdosaan kita masih ada kebaikan-kebaikan kita yang perlu diperhitungkan Tuhan kita bukanlah orang berdosa yang membutuhkan Yesus. Yesus bukan datang untuk kita. Yesus mengatakan dalam Matius 5:3 berbahagialah/diberkatilah mereka yang miskin di dalam roh. Kata Yunani dari miskin adalah “ptochos” yang berarti sangat miskin dan tidak punya apa-apa lagi selain tubuhnya. Dia merasa miskin dan sangat membutuhkan Tuhan.
    .
    . . .Begitu juga dengan kita. Kita harus menyadari bahwa kita adalah orang berdosa dan tidak ada sama sekali sesuatu yang baik dan layak untuk Tuhan perhitungkan agar kita diselamatkan.
    .
    . . .Namun, untuk benar-benar menyadari bahwa kita adalah orang yang benar-benar berdosa, diperlukan pengenalan akan Allah yang lebih dalam lagi. Artinya, selama kita masih merasa bahwa kita layak di hadapan Allah karena kita memiliki perbuatan baik, kita merasa lebih baik dari orang lain, kita merasa tidak lebih berdosa dari pembunuh dan pezinah, kita belum mengenal Allah dengan benar. Karena itu, kita harus terus belajar mengenal Allah melalui FirmanNya sampai kita benar-benar merasa bahwa kita adalah orang yang berdosa di hadapan Tuhan.
    .
  2. . . .Yesus datang untuk umatNya (Matius 1:21)
    .
    . . .Matius mencatat lebih spesifik lagi bahwa kedatangan Kristus adalah untuk umatNya. Umat di sini berbicara tentang Israel Kuno tetapi sekarang itu ditujukan pada Israel secara rohani yaitu kita. Artinya siapapun kita yang percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Apakah kita adalah pribadi yang sungguh-sungguh beriman pada Kristus? Alkitab mencatat bahwa untuk beriman pada Kristus, itu adalah pemberian secara cuma-cuma (Filipi 1:21). Karena itu bersyukurlah jika kita adalah orang beriman. Karena itu adalah anugerah Tuhan. Iman itu diwujudkan dengan perbuatan yang berkenan pada Allah.  
    .
    .

. . . Karena itu, di saat natal ini, mari kita merenungkan. Apakah natal ini untuk saya? Apakah saya benar-benar mennyadari bahwa saya adalah orang berdosa? Apakah saya benar-benar percaya pada Yesus? Apa yang sudah saya lakukan sebagai wujud iman saya pada Kristus? Belajarlah mencintai firman Tuhan dan lebih sungguh-sungguh lagi belajar. Karena dari firman Tuhanlah kita akan semakin menyadari bahwa kita adalah orang yang berdosa dan terus bertumbuh dalam iman kita kepada Kristus. Dengan demikian, maka natal adalah untuk karena kita. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

PENGHARGAAN BAGI PEMENANG

Ditulis Oleh : Sdri.Seventhina Harefa

.

.

Pembacaan Alkitab : Wahyu 3:7-13

.

.

.

.

. . . . Setiap tahun di beberapa stasiun televisi, biasanya digelar suatu acara pemberian penghargaan. Misalnya SCTV Awards, GLOBAL Awards, dll. Tentunya penghargaan tersebut teruntuk bagi mereka yang memiliki prestasi. Ada yang menjadi aktris/aktor terbaik, sutradara terbaik, iklan terbaik dan masih banyak kategori lainnya. Tentu untuk meraih hal tersebut membutuhkan kerja keras, kemauan, dan ketekunan.

.

.

. . . . Nats firman Tuhan hari ini juga mengungkapkan hal yang sama; yaitu penghargaan yang lebih istimewah dari pada penghargaan acara Awards yang diselenggarakan di stasiun televisi. Mahkota dan menjadi Sokoguru (Wah.3:11-12), merupakan penghargaan utama yang akan diberikan Yesus kepada orang-orang percaya yang menjadi pemenang. Menang dalam hal  ini adalah wujud kesetiaan orang percaya terhadap iman mereka kepada Yesus Kristus sampai akhir hidup mereka dan sampai kristus datang kedua kali. Yesus berjanji bahwa pada akhirnya ketika kita mampu bertahan setia hingga akhir, maka mahkota yang seharusnya menjadi hak kita dapat dimiliki seutuhnya. Dan juga kita akan menjadi sokoguru di dalam Bait  Suci Allah. Sokoguru adalah tiang/pilar, yang menjadi bagian terpenting untuk tegaknya sebuah bangunan yang kokoh. Penghargaan yang diberikan Yesus sungguh istimewah sehingga menjadi alasan bagi kita supaya bertahan menjadi seorang pemenang.

.

.

. . . . 4 hal berikut ini adalah tindakan yang dapat kita lakukan untuk menjadi pemenang yang akan memperoleh penghargaan dari Yesus sang Raja Damai:

.

  1. . . . Menuruti Firman Tuhan (8,10). Taat firman Tuhan adalah kewajiban orang percaya. Taat firman merupakan sikap hidup yang tunduk terhadap otoritas Tuhan dan perintah Tuhan. Segala Firman-Nya sudah tertulis dalam Alkitab, baik itu perintah mengasihi, memberi tumpangan, hidup baru, menjaga pergaulan, taat kepada pemerintah dan lain sebagainya.
    .
    .
  2. . . . Tidak menyangkal nama Yesus (8). Orang percaya harus mampu mempertahankan imannya dalam nama Yesus dan tidak malu mengakuinya. “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat.10:32-33). Orang yang menyangkal nama-Nya, tidak akan mendapatkan tempat dalam kerajaan surga dan penghargaan tidak akan diperolehnya.
    .
    .
  3. . . . Tekun menantikan Dia (10). Ketekunan merupakan kesungguhan mengerjakan/menantikan sesuatu. Jemaat Filadelfia memberikan teladan bagi kita supaya taat dan tekun menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Walaupun banyak rintangan dan pencobaan yang berusaha menarik perhatian kita, supaya tidak menantikan kedatangan-Nya lagi. Seperti pada zaman teknologi sekarang ini, membuat semua orang memiliki dunia baru dan menggampangkan kebutuhan rohani seperti persekutuan. Oleh karena itu, kita harus mampu menguasai diri menghadapi arus zaman supaya terus menantikan Dia seperti jemaat Filadelfia.
    .
    .
  4. . . . Bertahan sampai akhir (11). Bertahan sampai akhir merupakan wujud kesetiaan kita kepada Tuhan sehingga pada akhirnya kita dapat menjadi sorang pemenang sehingga mahkota dan sokoguru menjadi milik kepunyaan kita sebagai penghargaan yang telah dijanjikan Yesus.

.

.

. . . . Penghargaan dan menjadi seorang pemenang adalah impian semua orang. Namun tidak semua akan memperolehnya. Penghargaan Yesus yang istimewah hanya diperoleh oleh orang percaya yang mampu bertahan setia hingga akhir hidupnya dan hingga kedatangan Yesus kedua kali. Maka marilah kita mempersiapkan diri untuk menerima pengharagaan Yesus yaitu Mahkota dan menjadi Sokoguru di Bait Suci Allah. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

MARTURIA

Ditulis Oleh : Sdr. Adiman Hulu

.

.

Pembacaan Alkitab : Yohanes 15:18-27

.

.

“Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” (Yohanes 15:27)

.

.

.

.

. . . . Marturia atau kesaksian berasal dari bahasa Yunani Martyria, yang merupakan suatu istilah yang digunakan oleh gereja dalam menjalankan kegiatan imannya. Marturia merupakan tugas panggilan gereja dalam hal kesaksian iman, dan kesaksian iman yang dimaksud ialah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan manusia.

.

.

. . . Marturia atau kesaksian adalah menceritakan Kristus kepada orang lain, dalam kuasa Roh Kudus dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan Allah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa marturia (kesaksian) hanya berbicara tentang karya Kristus, bukan kehebatan atau kepintaran manusia.

.

.

. . . Sebagai orang percaya, Tuhan mengharapkan kita untuk bisa menjadi saksi-Nya bagi dunia (ayat nats), yaitu orang-orang yang bisa menceritakan karya keselamatan dari Yesus Kristus kepada orang lain.

.

.

. . . Namun dalam penerapannya, marturia (kesaksian) bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, sebab dalam bersaksi kita diperhadapkan dalam situasi sebagai berikut:

.

.

  • . .Dibenci Oleh Dunia (Ayat 18-19)

. . . Sebagaimana Yesus dibenci oleh dunia, demikianlah juga tantangan yang kita hadapi dalam melaksanakan tugas dan panggilan kita sebagai orang percaya, yaitu harus siap dibenci oleh dunia. Lakukanlah hal-hal yang membuat dunia terkesan, karena dengan keteladanan yang baik, memiliki peluang besar dunia bisa berbalik dan menyembah kepada Tuhan.

.

.

  • . .Dianiaya (Ayat 20)

. . . Sejauh pemahaman saya tentang sejarah gereja, banyak orang-orang Kristen yang mengalami penderitaan dan penganiayaan dalam mempertahankan iman mereka kepada Kristus. Namun, penderitaan dan penganiayaan tersebut justru membuat orang-orang Kristen semakin bertambah dan berkembang. Untuk itu, teguhkan dan kuatkanlah hatimu dalam iman kepada Kristus, sebab penderitaan dan penganiayaan yang kita alami dalam iman kepada Kristus, selalu ada penyertaan Tuhan dan semuanya itu tidaklah sia-sia.

.

.

  • . . Dibenci Tanpa Alasan (Ayat 25)

. . . Dalam bersaksi, kita akan menemukan orang-orang yang yang tahu namun tidak mau tahu. Artinya, mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Juru Selamat dunia, namun mereka seakan-akan tidak mengetahuinya, misalnya ahli-ahli taurat.

.

.

“KARENA ITU PERGILAH, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURID-KU DAN BAPTISLAH MEREKA DALAM NAMA BAPA DAN ANAK DAN ROH KUDUS, DAN AJARLAH MEREKA MELAKUKAN SEGALA SESUATU YANG TELAH KUPERINTAHKAN KEPADAMU. DAN KETAHUILAH, AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA SAMPAI KEPADA AKHIR ZAMAN.” 

Matius 28:19-20
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

HIDUP DALAM RANCANGAN TUHAN

Ditulis Oleh : Sdri. Lesnia Lombu, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : Yeremia 29:11-14

.

.

.

.

. . . . Dalam membangun sebuah bagunan seorang arsitek bertugas untuk merancang dengan sangat detail sehingga bagunan terlihat indah dan nyaman untuk ditempati, seorang arsitek pastinya memiliki rancangan yang luar biasa untuk menghasilkan bangunan yang luar biasa.

.

.

. . . . Hidup kita sebagi orang percaya dapat diibratkan seperti sebuah bagunan yang memerlukan seorang perancang yang luar biasa. Tuhan sang Arsitek yang luar biasa memiliki rancangan-rancangan yang luar biasa untuk mendesain kita sebagai ciptaan supaya memiliki kehidupan yang luar biasa. Dalam renungan Firman Tuhan pada saat ini kita akan diingatkan bagaiamana kita bisa hidup dalam rancangan Tuhan:

.

.

  1. . . . Percaya kepada rancangan Tuhan (Ayt. 11)
    .
    . . .Menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan, supaya kita dapat melihat setiap rancangan Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya. Seringkali keragu-raguan terhadap rancangan Tuhan membuat manusia kehilangan pengharapan dalam kehidupannya, namun dalam Firman Tuhan pada saat ini Tuhan ingin meneguhkan iman kita sebagai orang percaya bahwa Tuhan tau segala sesuatu yang tebaik untuk kehidupan anak-anak-Nya. Dalam Ayat 11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian Firman Tuhan Yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Dengan Firman Tuhan ini kita harus percaya bahwa dari awal kita ada Tuhan telah memiliki rancangan dalam hidup kita. Sama seperti yang dikatakan Tuhan kepada Yeremia ketika Tuhan memanggil dan mengutus Yeremia dalam pasal 1:5, dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Tuhan telah mengenal dan memiliki rancangan bagi Yeremia sebelum Yeremia keluar dari kandungan bahkan sebelum dibentuk dalam rahim ibunya, demikian juga kita sebagi anak-anak Tuhan pada saat ini.
    .
    .
  2. . . .Harus Memiliki Komunikasi Yang Baik Dengan Tuhan (Ayt. 12)
    .
    . . .Tuhan memberikan petunjuk bagi kita bagimana hidup dalam rancangan-Nya, yaitu dengan selalu berseru kepadanya dengan memiliki komunikasi yang baik, kita dapat membangunnya dengan doa. Sebagai manusia yang hidup dalam berbagi keterbatasan pastinya seringkali kita hidup dalam setiap rancangan kita sendiri dan hal tersebut secara tidak langsung kita menyakiti hati Tuhan dan tidak hidup sesuai rancangan-Nya. Untuk itu kita memerlukan petunjuk-petunjuk Tuhan yang dapat kita tanyakan melalui komunikasi kita dengan Tuhan dalam doa. Orang-orang yang sukses dalam iman, selalu melangkah dalam rancangan Tuhan pastinya tidak terlepas dari hubungan yang intim dengan Tuhan, untuk itu saat ini kita juga harus memiliki komunikasi yang baik dengan Tuhan supaya kita selalu dipimpin oleh Roh Kudus untuk Hidup dalam rancangan Tuhan.
    .
    .
  3. . . .Harus Memiliki Iman Yang Aktif (13-14)
    .
    . . .Tuhan mau supaya kita aktif dalam iman bukan pasif, dalam ayat 13-14 ada beberapa tindakan aktif yang Tuhan mau dari orang-orang percaya supaya dapat hidup dalam rancangan Tuhan, tindakan tersebut adalah Mencari dan selalu bertanya kepada Tuhan. Ketika kita memiliki tindakan untuk hidup dalam rancangan Tuhan maka Tuhan juga akan merespon tindakan tersebut yaitu Tuhan akan membuat kita dapat menemukan apa yang kita harapkan di dalam Dia. Bahkan Tuhan akan melalukan segala sesuatu yang terbaik bagi orang-orang yang mau mencari dan berharap kepada-Nya.

.

.

. . . . Mari kita sebagi orang-orang percaya untuk terus hidup dalam rancangan Tuhan karena rancangan Tuhan adalah rancangan Damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaaan, dan orang yang memiliki hidup dalam rancangan Tuhan akan memperoleh masa dengan yang penuh harapan. Demikian Firman Tuhan yang dapat kita renungkan supaya semakin mendorong iman kita di dalam Tuhan hari demi hari, Tuhan Yesus memberkati. Amin

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

Setia

Ditulis Oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : Yosua 24:15

.

.

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”

.

.

. . . .Yosua adalah salah satu hamba Tuhan dan murid dari Musa yang selalu memegang komitmennya kepada Tuhan untuk tetap taat dan setia pada tugas dalam membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan dan tetap percaya kepada Tuhan. Hal ini dibuktikan dari pengakuan langsung dari Yosua: Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” . Meskipun ada banyak tantangan dan tekanan yang dihapadi, Yosua bersama rekannya Kaleb tetap menjaga iman dan percaya kepada Tuhan sebagai Allah yang benar.

.

.

. . . . Tuhan menghendaki supaya kita taat dan setia kepada-Nya. Mengapa? Karena ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan merupakan bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi-Nya. Tetapi kita harus mengerti dan memahami secara benar bahwa motivasi atau alasan yang mendorong  kita untuk taat dan setia kepada Tuhan tidak boleh didasari pikiran yang dangkal, salah, dan keliru. Ketika kita taat dan setia kepada Tuhan maka Tuhan akan menunjukan kasih-Nya kepada kita, seperti:

.

.

  1. . . .Kita akan menerima dan merasakan janji Tuhan
    .
    . . .Jika kita melihat dan memperhatikan peristiwa dari awal bangsa Israel keluar sampai bangsa Israel masuk ketanah Kanaan, Yosua dan rekannya Kaleb lah yang tetap ada hingga dan menikmati tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel, sedangkan sisanya adalah generasi kedua. Yosua menjadi salah satu orang yang menikmati langsung janji Tuhan berkat kesetiaan dan ketaatannya dalam menjalankan tugas dan menjaga iman kepada Tuhan.
    .
    .
  2. . . .Dipercaya
    .
    . . .Selain menikmati secara langsung janji Tuhan, Yosua juga dipercaya untuk memimpin bangsa Israel menggantikan gurunya Musa. Dia mendapatkan kehormatan menjadi pemimpin bukan karna tentang usia, tetapi karena Yosua mampu memberikan contoh dan teladan bagaimana bertahan dalam semua tantangan dan cobaan selama berjalan dipadang gurun dan tetap bisa setia kepada satu Tuhan. Ini adalah  bagian dari berkat dan anugrah dari Allah berkenaan dengan kesetiaan yang Yosua lakukan.
    .
    .
  3. . . .Mendapatkan Hikmat dari Tuhan
    .
    . . . Menjadi seorang pemimpin sebuah bangsa tentu bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan mental, kekuatan, dan hikmat untuk bisa mengambil keputusan dalam memimpin. Yosua adalah salah satu hamba Tuhan yang mendapatkan hikmat dari Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Dengan pernyataannya di ayat 15 membuat bangsa Israel mau tunduk kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan (ayat 16-18).
    .
    .

. . . . Ada banyak hal dan peristiwa dalam kehidupan kita yang dapat membuat kita tidak setia kepada Tuhan. Tetai marilah kita tetap taat dan setia kepada Tuhan seperti yang dilakukan Yosua yang tetap percaya dan setia kepada Tuhan meskipun tantangan, cobaan dan godaan silih berganti dirasakan tetapi dia tetap mampu setia kepada Tuhan. Jika kita tetap setia, maka kita akan menikmati janji Tuhan secara langsung.

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk taat, dan berjanji untuk tidak mengkhianati.”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

Natal dan Air Mata

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : Matius 2:16-18

.

.

.

.

. . . .Natal adalah pengharapan. Pengharapan tentang seorang  Pribadi yang dinantikan yang membebaskan kita dari kuasa dosa. melalui pribadi ini, dunia yang tidak memiliki pengharapan keselamatan menjadi memiliki pengharapan itu. Itu sebabnya natal adalah suatu sukacita besar bagi bumi secara khusus bagi kita yang berkenan padaNya.

.

.

. . . Namun dibalik peristiwa natal ini, ada air mata yang mengalir karena memiliki dampak kematian pada bayi-bayi yang berumur 2 tahun ke bawah.ada dua hal yang perlu kita perhatikan dari peristiwa

.

.

  1. . . .Pembunuhuhan anak usia 2 tahun ke bawah, menunjukkan bahwa saat orang majus menemui Yesus, Yesus sudah berusia lebih dari setahun.
    .
    .
  2. . . .Betlehem bukanlah sebuah kota besar sehingga kita jangan membayangkan bahwa ada ratusan anak yang dibunuh oleh Herodes. Leon Morris menduga dalam tafsirannya bahwa anak yang dibunuh di Betlehem bisa saja tidak lebih dari 20 orang.

.

.

. . . Peristiwa pembunuhan ini tidak dicatat dibagian kitab-kitab lain sehingga banyak yang menganggap bahwa peristiwa ini tidak benar dalam sejarah. Apalagi peristiwa ini memuat peristiwa penting dari kekejaman raja Herodes. Namun, kita bisa mempercayai kisah ini dengan beberapa alasan berikut:

.

  1. . . .Herodes memang kejam bahkan Herodes lebih kejam lagi dalam peristiwa lain seperti membunuh ratusan prajurit, isterinya, 3 anaknya, bahkan banyak kejahatan lain. Kota Betlehem juga adalah kota kecil yang jauh dari kota besar. Sehingga wajar jika pembunuhan di Betlehem tidak disoroti..
    .
  2. . . .Sesuatu yang tidak pernah ditulis bukan berarti tidak pernah terjadi.

.

.

Bebarapa hal yang bisa kita renungkan dari peristiwa berdarah ini

.

  1. . . .Allah berdaulat atas segala sesuatu termasuk dalam peristiwa yang buruk (ay. 17).
    .
    . . .Kita mungkin juga pernah mengalami hal-hal yang menurut kita buruk. Dalam situasi tertentu kita merasa bahwa kita jauh dari Tuhan dan kecewa terhadap Tuhan. Kita berpikir Tuhan tidak memperhatikan kita dan membiarkan kita dalam keterpurukan. Baik karena kita kehilangan orang yang kita cintai, bisnis kita yang bangkrut, mengalami sakit yang berkepanjangan, sulit dalam keuangan, permasalahan-permasalahan dalam keluarga, dll. Tetapi berdasarkan kisah ini, kita bisa melihat sebuah peristiwa buruk bukanlah selalu karena Allah membiarkan kita tetapi karena ada rencana Allah dalam hidup kita. (band. Roma 8:28).

    ..
  2. . . .Ada pengharapan dibalik peristiwa buruk (band. Matius 2:18 dengan Yeremia 31:15,17,31,34)
    .
    . . .Munculnya nama Rahel di sini dikaitkan dengan nama Rahel dalam Yer. 31:15. Rahel di sini adalah simbolis dari ibu suatu bangsa (menurut tradisi Yahudi), Isteri dari Yakub nenek moyang bangsa Israel. Rahel meratapi anak-anaknya dalam pembuangan dan juga anak-anaknya yang dibunuh di Betlehem. Namun dibalik peristiwa pahit ini, ada pengharapan (Yer. 31:17,31,34). Ada janji tentang pemulihan. Demikian juga dengan kita yang sedang mengalami kepahitan saat ini. Tuhan tidak akan membiarkan kita. Akan ada masanya kita dipulihkan dari kepahitan kita walaupun pemulihan itu bisa cepat atau justru lambat. Karena itu, bersabarlah dalam penderitaan dan meminta pertolongan kekuatan dari pada Tuhan.
    .
    .
  3. . . .Tuhan punya rencana yang lebih besar.
    .
    . . . Yesus selamat dan sekitar 20 anak mati terbunuh dalam peristiwa ini. Tetapi bayi yang selamat ini sedang mengerjakan pekerjaan yang sangat besar yaitu keselamatan manusia. Kematian ini menyisakan duka yang mendalam tetapi keselamatan yang Tuhan berikan memberikan sukacita yang jauh melebihi dari dukacita yang kita alami (Band. Roma 8:18).

.

.

. . . Karena itu mari kita memandang sebuah kepahitan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan kemuliaan yang lebih besar yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Karena penderitaan adalah jalan yang dipakai oleh Tuhan untuk semakin memurnikan kita. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

Buah Yang Bermanfaat

Ditulis Oleh : Sdr. Delis Zai

.

.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Yohanes 15:8”

.

.

. . . . Buah merupakan suatu sumber air yang sangat bergizi dan sangat membutuhkan metabolisme tubuh. Namun, buah sangat banyak jenisnya dan bisa juga menjadi obat penyakit yang kita alami. Oleh karena itu,  kita sebagai manusia harus memiliki buah yang baik untuk di nikmati. Lalu, Bagaimana mempersiapkan buah yang dapat dinikmati? Mari kita belajar memiliki hidup yang produktif dalam menghasilkan buah kehidupan.

.

.

. . . . Yang pertama, menghasilkan buah yang matang. Pada umumnya kita makan buah yang sudah matang. Memang ada pula yang makan buah yang belum matang, misalnya mangga muda yang bisa dibuat menjadi sambel pencit, hmm. enaaak. Apakah menghasilkan buah yang matang itu mudah? Buah yang matang dihasilkan lewat proses yang membutuhkan waktu. Demikian pula kehidupan manusia juga membutuhkan proses waktu untuk menghasilkan buah yang matang. Perlu kesabaran dan ketekunan dalam menjalani proses kehidupan. Apakah ada jalan pintas dalam menghasilkan buah yang matang? Bagi sebagian pengusaha buah, mereka melakukan pengarbitan buah atau dengan suntikan kimia sehingga menghasilkan buah yang cepat matang, namun buah yang demikian beda kualitasnya dengan buah yang dihasilkan lewat proses alamiah. Demikian pula kehidupan manusia, buah kehidupan yang matang dihasilkan lewat proses kehidupan yang panjang. Apakah Anda mau menghasilkan buah yang matang?

.

.

. . . . Yang kedua, menghasilkan buah yang banyak secara berkala. Kapan waktu terbaik menghasilkan buah? Masing-masing buah menjadi matang dengan waktu yang berbeda. Demikian pula buah kehidupan membutuhkan tahapan proses kehidupan yang berbeda antara satu pribadi dengan lainnya. Menghasilkan buah yang banyak secara berkala membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi yang tinggi. Apakah Anda mau menghasilkan buah yang banyak secara berkala?

.

.

. . . . Yang ketiga, mempersiapkan buah yang dapat dinikmati. Jalanilah proses demi proses kehidupan dengan sabar. Jangan pernah menyerah saat diproses. Ingat TUHAN selalu dan minta hikmat TUHAN saat diproses. Semua proses kehidupan ada batas waktunya. Proses kehidupan yang disikapi dan diresponi dengan benar akan menghasilkan buah kehidupan yang dapat dinikmati diri kita dan banyak orang. Apakah Anda mau menghasilkan buah yang dapat dinikmati? Memiliki kehidupan yang berbuah membutuhkan proses, jangan pernah menghakimi proses kehidupan yang dijalani orang lain.

.

.

Jadilah buah yang bermanfaat ditengah banyak orang, supaya kita menjadi berkat dimanapun kita berada

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Kategori
Uncategorized

KEHILANGAN KASIH SEMULA

Ditulis Oleh : ADIMAN HULU

.

.

Pembacaan Alkitab : Wahyu 2 : 1-7

.

.

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula”  Wahyu 2:4

.

.

.

.

. . . . Efesus merupakan kota Yunani Kuno. Seiring berjalannya waktu, Efesus menjadi sebuah kota di Romawi, yakni di pesisir Barat Asia Kecil. Selama bertahun-tahun masa pemerintahan Romawi, kota Efesus tercatat menjadi kota kedua terbesar di Romawi, setelah Roma. Kedatangan Paulus yang pertama di Efesus (Kis 18:19-21) merupakan langkah awal dalam mendirikan sebuah jemaat disana. Sekalipun banyak tantangan, Paulus pada kedatangannya yang kedua di Efesus, berhasil membangun sebuah gereja disana.

.

.

. . . . Awalnya, Jemaat di Efesus sangatlah bersemangat dan bertekun dalam melakukan pekerjaan Tuhan (Why 2:2-3). Namun, pada masa pemerintahan kaisar Domitianus (81-96 M), orang Kristen mengalami penganiayaan dan penderitaan yang begitu hebat, (termasuk Jemaat di Efesus). Keadaan Jemaat di Efesus pun berubah, dimana yang dulunya bersemangat dan bertekun dalam melakukan pekerjaan Tuhan, kini melakukannya hanya sebatas pemenuhan tugas pelayanan  di Gereja saja. Dalam hal ini Jemaat di Efesus meninggalkan kasih semula mereka (ayat nats).

.

.

. . . . Kata “semula” dalam bahasa Yunani ialah “πρωτος” (protos) menunjukkan waktu artinya “semula”, menunjukkan status artinya “tertinggi”, menunjukkan urutan artinya “pertama”. Jadi, kasih semula yang dimaksud adalah kasih yang pertama/kasih yang terdahulu (first love).

.

.

. . . . Kasih semula yang hilang di Jemaat Efesus mencakup dua hal, yakni:

.

  • . . Kasih persaudaraan, artinya dalam Jemaat di Efesus terdapat sikap suka saling mencela satu dengan yang lain dan terpecah-pecah dalam jemaat.
  • . .Kasih kepada Allah, artinya jerih payah dan ketekunan Jemaat di Efesus dalam melakukan pekerjaan Tuhan, berubah dimana Jemaat di Efesus melakukannya hanya sebatas pemenuhan tugas pelayanan di Gereja saja (bukan dari hati).

.

.

. . . . Belajar dari Jemaat di Efesus, sebagai orang percaya kita harus bisa mempertahankan iman kita dalam Kristus, apapun keadaannya. Melakukan setiap  pelayanan atas dasar kasih kepada Allah. Tuhan tidak berkenan atas pelayanan yang dilakukan sebatas rutinitas atau formalitas pemenuhan tugas, tetapi Tuhan berkenan atas pelayanan yang berasal dari hati, yaitu kerinduan untuk melayani Dia.

.

.

“SEBAGAIMANA KASIH TUHAN TIDAK BERKESUDAHAN BAGI UMATNYA, DEMIKIANLAH HARAPAN TUHAN KEPADA ORANG-ORANG PERCAYA, AGAR MENGASIHI-NYA DENGAN KASIH YANG TIDAK BERUBAH-UBAH”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email