Kategori
Uncategorized

Kekudusan Membawa Kelayakan

Ditulis Oleh: Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin

.
.

Pembacaan Alkitab : Mazmur 15:1-5

.
.

. . . . Kekudusan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena cara hidup, berkata-kata dan berpikir dengan benar ditentukan oleh kekudusan hidup. Sama halnya dengan sebuah hubungan, jika laki-laki menginginkan wanita yang kudus, atau sebaliknya wanita menginginkan laki-laki yang kudus, begitu pula dengan Allah. Allah adalah kudus, yang artinya tidak ada cela sedikitpun dan sempurna. Pertanyaannya, apakah manusia bisa mencapai titik kesempurnaan itu seperti Allah?

.
.

. . . . Jawbannya adalah tidak, mengapa? Karena, manusia terlahir dengan dosa yang adalah akibat dari kejatuhan Adam dan Hawa. Namun sebagai manusia, kita tidak bisa hanya berhenti di titik keberdosaan itu saja, karena Allah telah memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai penebus dosa kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 3:16). Oleh sebab itu, ada jalan untuk mencapai kekudusan tersebut sehingga kehidupan kita menjadi layak di hadapan Allah.

.
.

  1. . . .Kudus dalam Perilaku (Ay. 2 & 5).
    .

    . . .Kudus dalam perilaku seringkali banyak disalah artikan oleh beberapa pihak, hal tersebut digambarkan dengan ketakutan mereka untuk keluar dari ‘zona nyaman’ dalam hidup. Banyak orang berpikir bahwa selagi apa yang mereka lakukan membawa sukacita kepada semua pihak, maka itulah cara mereka kudus dalam perilaku. Mereka tidak memnadang tentang apakah hal tersebut membawa dampak positif atau negatif. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Daud dalam Mazmur 15 ini.
    .
    . . .Kekudusan dalam perilaku bagi Daud adalah dimana kita sebagai orang percaya mampu melakukan keadilan bagi semua pihak. Masalah suka atau tidak, itu bergantung pada apa yang mereka pikirkan, selagi hal yang kita lakukan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, itu kekudusan dalam perilaku yang sesungguhnya. Hal yang lain adalah memperhatikan perilaku kita dalam memberi pinjaman. Banyak orang berpikir bahwa ketika kita mmemberikan pinjaman kepada orang lain, maka suatu saat mereka akan membalasnya. Sesungguhnya, bukan hal tersebut yang dimaksudkan oleh Daud.
    .
    . . .Daud memberikan gambaran bahwa ketika kita memberikan pinjaman dan berharap suatu saat nanti akan terbalaskan, maka hal itu bukanlah suatu kekudusan dalam perilaku. Karena sejatinya, orang percaya bukanlaah orang yang suka berhutang. Oleh sebab itu, berlajarlah untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki dan terima dalam kehidupan ini. Karena itulah, yang akan membawa kita dalam kelayakan untuk bersama dengan Allah.
    .
    .
  2. . . .Kudus dalam Perkataan (Ay. 2 &3)
    .
    . . .Perkataan dapat menentukan keputusan seseorang, itu adalah salah satu quotes duniawi tentang pentingnya menjaga kekudusan dalam berkata-kata. Lalu, apa itu kekudusan dalam perkataan? Daud menuliskan beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk hidup dengan perkataan yang kudus, diantaranya ialah: tidak menyebarkan fitnah, berkata kebenaran (jujur), serta tidak menyakiti orang lain.
    .
    . . .Dalam masa sekarang, kita banyak melihat bagaimana orang sering menyebarkan berita-berita palsu yang belum tentu memiliki kebenaran yang sesungguhnya. Bahkan secara sadar maupun tidak, kita juga melakukan hal tersebut, sehingga membuat orang lain merasa sakit hati. Oleh sebab itu, mulailah untuk membangun penguasaan diri dalam berkata-kata, memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak kita katakan, serta belajar untuk jujur dalam berkata-kata. Karena, kekudusan hidup kita dapat terlihat jelas melalui perkataan kita.
    .
    .
  3. . . .Kudus dalam Hubungan antar sesama (Ay. 4)
    .
    . . . Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu membutuhkan teman, pendamping, maupun orang yang bisa untuk bekerjasama dengannya. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hubungan dengan sesama. Kita tidak pernah tahu akan jalan kehidupan kita, bisa saja berhenti hari ini, esok, atau bahkan kemarin-kemarin. Satu hal yang pasti adalah, kekudusan dalam hubungan dengan sesama membawa kita menjadi pribadi yang layak di hapadan Allah.
    .
    .

. . . . Allah menginginkan agar kita (manusia) hidup dalam kerukunan bersama. Oleh sebab itu mulailah dengan berkata-kata, berpikir, bertingkah laku, dan menjalin hubungan yang kudus dengan sesama manusia, terlebih Allah. Tuhan Yesus Memberkati.

.
.

“Kekudusan membawa kita pada kelayakan untuk dapat hadir dihadapn Tuhan, karena tidak ada hal yang perlu kita sembunyikan dari-Nya.”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email