Kategori
Uncategorized

Pelayanan dalam Kemustahilan

Ditullis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : (Yeh. 3:1-11)

.

.

.

.

Akan tetapi kaum Israel tidak mau mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, karena seluruh kaum Israel berkepala batu dan bertegar hati (Yeh. 3:7)

.

.

.

.

Apa yang ada di dalam pikiran kita saat kita melayani tetapi orang-orang menolak kita? Apa yang kita pikirkan saat kita melayani tetapi orang-orang yang kita layani dikuasai oleh kekerasan hati? Bacaan kita saat ini menggambarkan tentang bangsa yang dikatakan tegar tengkuk (Kel. 32:9). Nabi Yehezkiel akan memberitakan pesan Tuhan kepada bangsa yang tidak akan mendengarkanNya (ay. 7).

.

.

Situasi ini tentu membuat kita belajar pada hakekatnya manusia tidak mencintai Tuhan dan membenci kebenaran. Tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Rm. 3:11). Manusia secara hakekat telah mati dalam dosa (Ef. 2:1). Manusia tidak mampu melepaskan diri dari dosa karena diperbudak oleh dosa (Yoh. 8:34). Rasul Paulus mengakui bahwa tidak mungkin manusia bisa melepaskan diri dari tubuh maut (Roma 7:23-24). Karena itu, jika kita berbicara tentang pelayanan, itu adalah kemustahilan bagi manusia. Karena pada dasarnya manusia tidak mungkin bertobat.

.

.

Jika kita memperhatikan bacaan kita pada saat ini, dalam kemahatahuan Allah bahwa Yehezkiel tidak akan didengarkan, Allah tetap menyuruh nabi Yehezkiel untuk memberitakan pesan-Nya. Ada 3 hal yang perlu kita ketahui dari bacaan kita pada saat ini.

.

.

  1. Berisi sebelum beraksi (ay. 1-3). Sebelum kita memberitakan Injil, kita harus lebih dahulu mengenal Allah melalui firman-Nya. Jika kita tidak mengenal Allah, kita akan memberitakan pesan Tuhan yang salah pada jemaat. Karena itu sang nabi diperintahkan untuk memakan kitab. Jika kita bawa ke konteks kita, kita harus mengerti kitab suci. Kitab suci tidak hanya berbicara tentang janji dan berkat Tuhan tetapi juga teguran dan dosa. Tentu saja itu tidak enak. Tetapi jika kita mencintai Allah dan firmanNya, kita akan menyukai apapun isi firman Allah. Semangat dan kerinduan yang dalam melayani Allah itu sangat baik, tetapi jika kita akan menyampaikan pesan Allah, mari kita lebih dahulu memperdalam pemahaman kita tentang firman Allah.
  2. Setia. Nabi Yehezkiel melayani Allah tetapi tidak didengarkan oleh bangsa Israel (ay. 4-7). Menyampaikan pesan Allah tetapi tidak didengarkan bisa menimbulkan kekecewaan. Tetapi Tuhan tidak berkata bahwa semua orang akan mendengarkan firman Tuhan. Malah sebaliknya. Artinya yang perlu kita lakukan adalah tetap setia melayani. Berapa banyak orang yang sudah bertobat dalam pelayanan kita? Satu atau dua? Atau malah tidak ada? Jangan menyerah. Tuhan ingin kita setia dalam melayani Dia. Apakah kita ditolak? Apakah orang tidak menyukai pelayanan kita? Tuhan ingin kita tetap setia melayani. Penolakan orang bisa beralasan dan bisa tidak. Karena itu yang paling penting adalah kita terus belajar berdasarkan poin pertama dan setia sampai akhir.
  3. Tuhan yang memampukan (ay. 8-11). Ditolak itu pasti. Diabaikan itu bisa saja terjadi. Tetapi dalam pelayanan kita, Tuhan tidak membiarkan kita. Dibidang apapun pelayanan kita, kita pasti diperlengkapi dan diberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan. Tuhan berfirman pada nabi Yehezkiel bahwa Tuhan akan meneguhkan hatinya seperti kerasnya batu intan yang lebih keras daripada batu biasa. Artinya begini, sekeras-kerasnya manusia, ketidak mungkinan adanya pertobatan, akan tetap kalah dengan anugerah Allah. Rasul Paulus dengan tepat  mengatakan bahwa pencobaan tidak akan melebihi kekuatan kita karena Tuhan yang memberi kekuatan (1 Kor. 10:13). Karena itu, jangan takut melayani Tuhan. Jangan takut menghadapi kemustahilan. Itu bukan urusan kita. Tuhan hanya ingin kita tetap setia melayani dan Tuhan yang memberikan kemampuan.

.

.

Sebagai Pelayan Tuhan kita perlu menyadari bahwa Pertobatan itu anugerah Allah. Roh Kudus yang menginsafkan kita akan dosa (Yoh. 16:8); Roh kudus yang melahirkan kita kembali (Yoh. 3:3-6) dari kematian kita secara rohani (Ef. 1:1). Karena itu pertobatan bukan hanya sekedar orang mendengarkan dan mereka mendapat pilihan. Tetapi Allah sendiri yang menarik orang kepada pertobatan (Yoh. 6:44). Mengapa ditarik? Karena pada hakikatnya manusia tidak mau. Ditarik dan bukan didorong. Artinya ada perlawanan terhadap anugerah Allah karena itu ini pekerjaan mustahil tetapi tidak mustahil bagi Allah. Hanya Allah yang mampu memberikan pertobatan. Kita hanya alat. Kita tidak perlu sombong jika banyak orang bertobat melalui pelayanan kita dan rendah diri jika hanya sedikit orang yang mengalami pertobatan. Sekali lagi, kita hanya alat Allah. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Selebihnya, serahkan pada Allah yang mahakuasa. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email