Categories
Uncategorized

Menyembah Dalam Roh dan Kebenaran

Diulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th.

.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : Yohanes 4:23-24

.

.

.

.

 

Sejak dari semula manusia dicipta dan dirancang Tuhan untuk menyembah Dia, karena itu secara naluriah manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah sesuatu.  Sayang, tidak semua manusia menyembah Tuhan, malah menyembah obyek yang salah:  menyembah dewa-dewa, patung, binatang, pohon, gunung, batu, kuburan, matahari dan sebagainya.  Padahal tiada lain yang layak disembah selain daripada Tuhan.  Adapun arti dari penyembahan  (proskuneo)  adalah sikap tubuh yang menyembah sampai ke tanah yang menunjukkan suatu penghormatan, pengaguman dan kasih kepada Tuhan.

.

.

Penyembahan itu tidak berbicara tentang bakat atau talenta seseorang dalam hal bernyanyi.  Mungkin ada orang Kristen yang berkata,  “Suaraku tidak bagus, karena itu aku tidak bisa menyembah Tuhan;  karena aku seorang penyanyi yang sudah menghasilkan album rohani maka aku harus banyak menyembah Tuhan;  karena dipercaya melayani sebagai worship leader dan singer digereja, maka aku harus meluangkan banyak waktu untuk menyembah Tuhan.”  Jika kita memandang penyembahan itu hanyalah sebuah bakat atau talenta semata maka penyembahan kita tidak akan bertahan lama.  Perlu digarisbawahi di sini bahwa penyembahan itu adalah sepenuhnya tentang Tuhan.  Jika kita menyadari akan hal ini maka kita akan menjadikan penyembahan itu sebagai gaya hidup, di mana kita akan menyembah Tuhan di segala keadaan:  baik itu susah dan senang, saat baik atau buruk, kondisi sehat maupun sakit, berhasil atau gagal, keberkatan atau krisis, atau saat ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi sekalipun.

.

.

Penyembahan yang benar kepada Tuhan tidak terbatas pada ruang dan waktu, atau saat menghadiri ibadah di gereja atau persekutuan saja, tapi di mana pun kita berada dan kapan pun itu, karena kita tahu bahwa penyembahan adalah sepenuhnya untuk Tuhan, bukan untuk manusia;  Dialah yang menjadi alasan utama kita untuk tetap menyembah.

.

.

Inilah yang sedang Tuhan cari:  hati manusia yang dengan kerinduan dan kesadaran penuh datang menyembah Dia, bukan karena tradisi atau liturgi belaka.  Tetapi kerinduan untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Sebagaimana tertulis dalam Yohanes 4:23-24   Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

.

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Amin. Tuhan memberkati.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

The Untold Feelings (Perasaan Yang Tak Terungkap)

Ditulis Oleh : Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin

.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : Matius 11 : 28

.

.

.

.

Begitu sulit rasanya, ketika kita harus menahan dan menanggung semua perasaan akan setiap hal yang terjadi di dalam kehidupan ini. Ketika berlari tidak lagi membuat kita lelah, berjalan tidak lagi membuat kita melupakan semua hal yang terjadi dalam hidup ini, dan ketika beristirahat tidak lagi mampu menjadi waktu yang tepat untuk menghilangkan penat dalam pikiran maupun hati. Perasaan ini sangat mudah disakiti, perasaan ini juga sangat mudah untuk menyakiti. Namun, perasaan ini tidak mudah untuk mengampuni, bahkan untuk sekedar mengucapkan kata ‘maaf’ kepada orang lain. Keegoisan diri mampu menjadi sebuah tembok yang kuat untuk tetap mempertahankan perasaan ini berpihak pada logika.

.

.

Kehadiran pribadi yang tepat akan memampukan kita untuk dapat memahami perasaan kacau yang terjadi di dalam diri kita. Kehadiran pribadi yang tepat juga mampu menunjukkan kepada kita tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk dapat mengampuni. Kehadiran pribadi yang tepat pula akan menolong kita untuk berjalan maju dan melupakan semua masa lalu yang menyakitkan.

.

.

Karena itulah, kehadiran pribadi ini sejatinya sangat dinantikan oleh semua umat manusia. Dimana kita dapat dengan bebas untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan dan juga mendapatkan jawaban tentang bagaimana kita harus bersikap.

.

.

Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang sanggup menghapuskan semuanya, menolong kita keluar dari keterpurukan dan kekacauan perasaan, bahkan dapat membuat kita sanggup mengampuni orang lain. Sesungguhnya, inilah yang sangat diperlukan untuk kehidupan manusia. Ya, kehadiran seorang Pribadi yang mampu menjadi tempat kita berkeluh kesah, marah, sedih, ataupun senang. Karena Tuhan Yesus telah mengatakannya sendiri, bahwa “Marila kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Mat.11:28).

.

.

Dalam hal ini, ada dua hal yang ingin Tuhan Yesus sampaikan kepada kita, setiap orang yang percaya kepada-Nya, bahwa:

.

.

  1. Tuhan Yesus adalah tempat kita berkeluh kesah

    .

    Disaat kita merasa lelah dengan semua hal dalam kehidupan ini, datanglah kepada-Nya dan ceritakanlah semuanya. Kita mungkin merasa bahwa Tuhan Yesus sangat jauh dan sulit untuk dijangkau, namun satu hal yang perlu kita  percayai bahwa Tuhan Yesus sejatinya selalu berada di samping kita dan mendengarkan apa yang terjadi pada kita, bahkan sekalipun kita belum menceritakannya kepada Tuhan Yesus. Karena itu, sadarilah dengan benar bahwa ada satu Pribadi yang tidak pernah melepaskan genggaman-Nya dari tangan kita. Dan ada satu Pribadi yang ikut merasakan apa yang kita rasakan.

    .

    .

  2. Tuhan Yesus sendiri yang akan memberikan kelegaan kepada kita

    .

    Hukum alam dalam kehidupan manusia ialah, ketika kita bercerita atau mengeluarkan apa yang ada dalam hati kita maka dengan sendirinya kita pasti akan merasa lega. Namun, sadarkah kita bahwa ketika kita mengungkapkan semuanya yang ada di dalam hati, di saat itu jugalah Tuhan Yesus sedang menggantinya dengan damai yang sejati. Damai yang sejati tidak hanya bertahan dalam beberapa waktu saja, tetapi damai yang sejati adalah sebuah ketenangan hati yang memampukan kita untuk dapat menguasai diri kita. Sehingga, apapun yang terjadi, sesakit apapun itu, kita akan tetap mampu berkata bahwa ‘Tuhan itu teramat baik’

.

.


Inilah yang menjadi renungan singkat bagi kita, bahwasanya perasaan yang sulit untuk diungkapkan sesungguhnya adalah perasaan yang sudah terlebih dahulu Tuhan Yesus ketahui, bahkan sebelum kita membicarakannya. Akan tetapi, ketika kita ingin lepas dari jerat ketidaknyamanan hati kita, maka bagian kita adalah bercerita pada-Nya dan biarkan Dia menggantinya dengan damai sejati. Tuhan Yesus Menyertai.

God given us the ability to tell everything what we feel. So, He can change it to be the eternity peace from Him –

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email