Kategori
Uncategorized

MISTERI KEMATIAN YESUS

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.
.
..
.

Sesudah Yesus minum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah Selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
(Yoh. 19:30).
.
.
.

Tuhan Yesus mati bagi kita. Ungkapan ini memberikan pertanyaan besar bagi banyak kalangan dengan mempertanyakan. Apakah Tuhan bisa mati? Secara spontan kita akan menjawab Tuhan tidak mungkin mati. Tetapi kita selalu mengucapkan bahwa Allah telah mati bagi kita. Bagaimana kita melihat misteri dibalik kematian Yesus ini? Selain itu mengapa Kristus harus mati? Bukankah Allah bisa mengampuni kita karena Allah mahakasih? Karena itu ada 3 hal yang perlu kita perhatikan di bawah ini..
.

  1.  Apakah Allah mati? Kita semua tahu bahwa Kristus memiliki 2 natur dalam 1 pribadi logos yaitu natur Ilahi dan manusia. Dalam pengakuan iman Khalsedon (Chalcedon) yang disusun pada Konsili Khalsedon tahun 451 M yaitu: “Ia adalah Kristus, Anak, Tuhan yang satu dan yang sama, satu-satunya yang diperanakkan, mempunyai keberadaan dalam dua hakekat, tanpa percampuran, tanpa perubahan, tanpa perpecahan, tanpa perpisahan.” Jika kita mengarah kepada kematian Kristus maka kita akan berkata bahwa hakikat manusianyalah yang mati. Itu benar namun mari kita melihat lebih jauh. Dalam pengakuan iman di atas jelas dikatakan bahwa dua natur ini tidak terpisahkan bahkan dalam kematian Kristus. Karena yang menanggung manusia adalah pribadi Logos. Natur manusia saja tidak cukup untuk menebus banyak orang. Namun disisi lain natur Ilahi Yesus tidak mungkin mati. Karena itu tidak mungkin natur Ilahi Yesus tidak mendapatkan dampak. Artinya, Natur manusia Yesus mati dan natur Ilahi turut menanggung dampak dari kematian tersebut. Ini ilustrasi kecil tetapi tidak sempurna. Saat kita mungkin merasakan sakit, maka otak kita memberikan efek ke seluruh bagian tubuh yang lain sehingga tangan akan berusaha menyentuh yang sakit untuk mengurangi rasa sakitnya ataupun kalau sakit sekali bisa mengeluarkan air mata. Artinya begini, saat Kristus mati maka seluruh bagian dalam pribadi logos baik natur manusia maupun natur ilahi Kristus akan menanggungnya bersama. Karena itu dalam pengakuan iman gereja belanda dikatakan bahwa natur ilahi Yesus terus bersama Kristus sampai kekuburan bahkan sampai kebangkitan Kristus. Sesuai dengan pengakuan iman Khalsedon bahwa kedua natur ini sekalipun tidak bercampur tetapi tidak pernah terpisahkan..
    .
  2. Mengapa Kristus harus mati? Bukankah Allah bisa mengampuni tanpa harus melalui pengorbanan Yesus? Bukankah Allah adalah Allah yang maha kasih. Pernyataan ini adalah sebuah pernyataan yang tidak memahami hakikat dosa. Dosa seperti racun yang mematikan dan sangat menjijikan bagi Allah kita.  Saat di taman Eden, perintah Allah jelas dan melanggar berarti kematian kekal (Bnd. Kej. 2:17). Roma 6:23 juga menyatakan bahwa upah dosa adalah maut. Jika manusia tidak dihukum kekal:
    a. Allah tidak konsisten dengan firman-Nya sendiri
    b. Dosa adalah sesuatu yang biasa dan tidak mematikan
    c. Allah mengorbankan keadilan demi sifatNya yang mahakasih.

    Karena itu saat manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menyiapkan solusi terbaik yaitu melalui keturunan perempuan yang meremukkan kepala ular (Kej. 3:15) yakni Kristus. Kematian kita harus dibayar dengan kematian. Maka dengan tepat penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa tanpa darah tidak ada pengampunan dosa (Ibr. 9:22). Darah adalah simbol dari nyawa (Im. 17:14). Kematian Kristus di kayu salib memuaskan keadilan Allah dan sekaligus kasih Allah. Allah adil terhadap hukuman dosa dan mengasihi kita dengan mengorbankan diri-Nya menggantikan kita. Kamatian Kristus memberikan kehidupan kepada kita. Kita dilahirkan kembali dan menjadi manusia baru melalui kematian Kristus..
    .
  3. Kematian adalah kemenangan. Kalau kita menonton TV ataupun buku yang mengisahkan tentang kisah heroik maka kita akan selalu menemukan bahwa tokoh utama akan menang dengan cara mengalahkan musuh dengan membunuh mereka. Dan itu adalah kemenangan bagi tokoh utama. Akan janggal jika yang terjadi malah sebaliknya. Tetapi jika kita membaca kemenangan Kristus, maka kematianlah justru kemenangannya. Dimana Kristus disalibkan dan dibunuh. Bagaimana kita bisa melihat kemenangan dibalik kematian itu? Karena kematian itu membawa kita kemenangan terhadap dosa dan hidup yang kekal. Dosa terbayar lunas melalui kematian Yesus. Paskah (Kebangkitan Kristus) membuktikan kemenangan itu.

    Kematian Kristus juga mengalahkan kuasa Iblis dan seluruh kutuk hukum Taurat. Masih banyak lagi yang terjadi karena kematian Kristus. Kita dibenarkan, dikuduskan, diangkat menjadi anak-anak Allah, menjadi ahli waris dan lain-lain. Kematian yang menurut dunia adalah sebuah kekalahan tetapi kematian Kristus justru sebaliknya yaitu kemenangan kita..
    .

Melihat 3 hal di atas, misteri kematian Kristus yang begitu luar biasa baik bagaiamana mungkin Allah mati, mengapa Kristus harus mati dan kematian yang merupakan kemenangan menjadi perenungan buat kita. Apa saja yang menjadi perenungan kita?

  1. Betapa menjijikkannya dosa kita sehingga Kristus harus menanggung kutuk itu di kayu Salib
  2. Betapa besarnya kasih Allah pada kita karena mau menggantikan kita. Rela mengambil natur manusia dan mati di kayu salib
  3. Kita sudah menang. Jangan lagi terikat dengan dosa dan percaya pada kuasa gelap lagi. Hiduplah dalam kemerdakaan yang Kristus sudah berikan bagi kita dengan menjalani kehidupan beriman dengan penuh sukacita bersama Kristus..
    .

Allah mengasihi kita, menebus kita karena dan untuk kemuliaanNya. Mari kita terus memuliakan Allah dalam hidup kita baik melalui persekutuan dengan dia maupun dengan kehidupan yang benar sesuai kehendak-Nya. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email