Kategori
Uncategorized

Musuh yang Terakhir

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (1 Kor. 15:26).

.

.

.

.

Kebangkitan Kristus merupakan kemenangan kita sebagai orang percaya. Kita mengalahkan musuh kita. Nats kita menyebutkan bahwa musuh kita yang terakhir yang dibinasakan adalah maut. Jika maut adalah musuh terakhir yang dibinasakan, maka siapa musuh sebelumnya yang sudah dikalahkan? Dalam konteks bacaan kita, secara khusus dalam ayat 24, dijelaskan bahwa Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah sesudah membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Artinya, bahwa Kristus sebelumnya telah mengalahkan Iblis dan seluruh kaki tangannya (Band. Ef. 6:11-12; 1 Kor. 2:6,8).

.

.

Jika Iblis sudah kalah maka maut juga sudah kalah. Kata ‘dibinasakan’ berasal dari kata Yunani Katargeitai yang berarti “membuat sesuatu menjadi tidak berdampak”. Bentuk kata Katargeitai yaitu present. Dalam bahasa Yuhani, present  adalah tindakan yang dikerjakan saat ini secara terus menerus. Maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa maut sudah tidak berdampak saat ini dan akan terus tidak berdampak sampai pada puncaknya yaitu kebangkitan kita diakhir zaman.

Berdasarkan nats kita, ada dua kemenangan yang kita peroleh.

.

.

  1. Menang terhadap Iblis. Jangan mau terikat lagi dengan kuasa setan. Kita bukan miliknya. Kita adalah milik Kristus dan semua milik Kristus merdeka dari kuasa gelap (Yoh. 8:36). Iblis seperti singa yang mengaum-ngaum yang siap menerkam kita saat lengah. Tetapi kita adalah pemenang karena itu kita melawan Iblis dengan iman yang teguh (1 Ptr. 5:8-9). Sudahkah kita memiliki iman yang teguh?

    .

    .

  2. Kuasa maut tidak berdampak lagi pada kita. Kita masih lemah dan mati suatu saat nanti tetapi kuasa maut tidak bisa berkuasa lagi atas kita. Saat ini kita sudah menang atas kuasa maut. Kita tidak perlu lagi takut kepada maut. Paulus berkata dalam Filipi 1:21. Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Karena kita percaya bahwa saat kita mati, kita akan bersama dengan Kristus di Firdaus. Dan pada saat Yesus datang. Kita dibangkitkan dan diberi tubuh yang tidak fana lagi.

    .

    .

Sebagai pribadi yang sudah menang bersama Yesus dalam kematian dan kebangkitanNya, marilah kita terus membangun persekutuan dengan Tuhan baik secara pribadi maupun berkelompok di rumah, gereja ataupun di tempat lain. Persekutuan bersama Tuhan akan membuat iman kita semakin teguh dalam melawan Iblis.

.

.

Persekutuan kita juga membuat kita semakin mengasihi Tuhan, menjauhkan diri dari dosa dalam bentuk apapun dan dan apabila kita mengalami kematian, itu menjadi titik awal sukacita yang berlimpah yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Tuhan memberkati kita. Amin.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email