Kategori
Uncategorized

Keagungan Kasih Allah

Ditulis Oleh : Pdt. Joni, S.Th.

.

.
Pembacaan Alkitab : Roma 8 : 31-39

.

.

Apakah Anda sedang merasa tidak layak karena melakukan dosa? Apakah Anda merasa hina dan lemah di tengah kesukaran hidup? Anda tidak sendiri. Orang-orang percaya di sepanjang zaman juga bergumul dengan hal itu.

.

.

Alkitab mengingatkan kita akan keagungan kasih Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Tuhan Yesus telah menanggung hukuman dosa. Jadi, orang percaya dibenarkan oleh Allah dan dibela oleh Tuhan Yesus (33-34). Bayangkan bila hakim dan pengacara memihak kita, mustahil kita akan dihukum. Allah juga berkenan mengaruniakan segala sesuatu untuk memelihara hidup dan iman kita (32). Dengan demikian, kita dapat bertahan sampai akhir sekalipun menderita di dunia. Sungguh besar kasih setia Allah bagi kita (38-39).

.

.

Ada dua hal yang kerap melemahkan iman dan membuat putus asa, yaitu rasa bersalah dan tekanan penderitaan. Mengenai rasa bersalah, setiap manusia memiliki mekanisme moral yang akan menegur jiwanya bila melakukan dosa atau kesalahan. Bila hal itu terjadi, kita akan menyesal dan meminta ampun. Namun, orang-orang tertentu menghukum dirinya sehingga senantiasa merasa tidak layak. Penyesalan demikian tidak menghasilkan pertobatan, tetapi justru pikiran bunuh diri (lih. 2Kor 7:10).

.

.

Di sisi lain, kesukaran hidup dan penderitaan juga dapat membuat seseorang tertekan dan putus asa. Perasaan itu muncul karena ia merasa tidak ada orang yang mau peduli dan menolong.

.

.

Kenyataannya, Tuhan Yesus mau peduli dan menolong. Sekalipun seluruh dunia tidak memerhatikan kesesakan dan air mata kita, Ia menjenguk dan berempati kepada kita. Bahkan, meskipun kita merasa tidak layak oleh karena dosa-dosa kita, Ia mau menolong kita yang sedang bergumul, asal kita mengaku dosa-dosa kita kepada-Nya.

.

.

Jadi, tunggu apa lagi? Datanglah kepada Allah dengan rendah hati. Akui dosa dan kelemahan-kelemahan kita kepada-Nya. Menunda sehari tidak akan mengubah situasi menjadi lebih baik. Mengapa menunda jika ada Dia satu-satunya yang dapat menolong kita saat ini?

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email