Categories
Uncategorized

Pemberian Yang Benar

Ditulis Oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

Pembacaan Alkitab : Matius 2:11

.

.

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu Bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

.

.

.

.

. . . . Bulan desember adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Kristiani, karna dibulan desember ini umat Kristiani akan merayakan kelahiran Sang Mesias.

.

.

. . . . Berbicara tentang natal erat kaitannya dengan perayaan, dekorasi, pesta, tukar kado dan segala sesuatu yang berkaitan dengan bersukacita. Kita selalu berusaha memberikan yang terbaik versi kita sebagai hadiah yang terbaik di momen natal, dan itu bagus, karena semuanya materi dan meiliki nilai/harga. Tapi bagaimana dengan Tuhan, apakah pemberian kita juga hanya bersifat materi? Sesuatu yang memiliki nilai jual?

.

.

. . . . Dalam Matius 2:1-12 menceritakan tentang bagaimana orang Majus datang melihat kelahiran Sang Mesias. Orang Majus adalah orang-orang yang terpelajar dan ahli astronomi, mereka mempelajari tanda lewat bintang dan mencari tahu kebenaranya dengan datang dan bertanya kepada orang Yahudi. Tujuan orang Majus datang adalah melihat Sang Mesias untuk memberikan persembahan mereka kepada Sang Mesias. Persembahan yang mereka berikan adalah emas, kemenyan dan mur.

.

.

. . . . Sering kali, fokus kita hanya kepada emas, kemenyan dan mur iru saja, sesuatu yang bersifat materi dan bernilai. Karna memang ketiga persembahan diatas memang memiliki nilai jual yang tinggi. Tapi ada satu persembahan yang sering dari orang Majus yang sering terlewatkan oleh kita, dan ini adalah persembahan pertama mereka Ketika mereka melihat bayi Sang Mesias, yaitu sujud menyembah Dia. Artinya, pemberian terbaik itu tidak hanya bersifat materi dan berharga. Orang Majus memberikan pelajaran kepada kita bahwa Ketika kita datang kepada Tuhan, maka hal utama yang perlu kita lakukan adalah datang sujud menyembah Dia, kemudian barulah persembahan yang bersifat materi. Kenapa demikian?

.

.

  1. . . Sujud menyembah bukti penyerahan diri.
    .
    . .
    Penyerahan diri kepada Tuhan adalah hal utama yang harus kita lakukan, bahkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa itu harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan (Roma 12:2).
    .
    .
  2. . .Sujud menyembah bukti kita manusia biasa
    .
    . .Orang Majus termasuk kaum orang-orang yang memiliki Pendidikan yang baik pada zamannya, kaum orang-orang terpelajar dan pintar. Tetapi Ketika mereka berhadapan dengan Sang Mesias, mereka tunduk dan sujud karna semuanya itu tidak ada apa-apanya dihadapan Sang Mesias.
    .
    .
  3. . .Sujud menyembah bukti kita mengenal Tuhan
    .
    . .Ilmu dan kepintaran harusnya membuat kita semakin mengenal siapa Tuhan, bukan malah sebaliknya. Hal inilah yang diperlihatkan oleh orang Majus yang datang ke Betlehem. Hal pertama yang mereka lakukan menunjukan bahwa mereka mengenal Tuhan. Karna yang layak mendapatkan sujud dan sembah kita adalah Dia yang menciptakan kita.
    .
    .

. . . . Dari ketiga poin diatas kita melihat pemberian terbaik kepada Tuhan haruslah memberikan sembah sujud kita terlebih dahulu, itu penting karna itu membuktikan kualitas iman kita kepada-Nya. Tidak salah memberikan materi dan barang berharga, tapi ingatlah esensi dasar pemberian kepada Tuhan adalah sembah sujud kita kepada-Nya.

.

.

. . . . Di momen Natal ini, mari datang kepada Tuhan dengan sembah sujud kita kepadanya Bersama keluarga kita, teman kita, bahkan pacar kita. Sujud sembah Bersama mereka tidak akan di batasi oleh pandemi.

.

.

. . . . Dalam Natal tahun ini, Tuhan Selalu menyertai kita semua, dan diberikan damai sejahtera.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

L.O.V.E (Loyalty, Obedience, Value, Encouragement)

Ditulis Oleh : Anathalia Gabrielle Aguininda Koetin

.

.

Pembacaan Alkitab : Mazmur 16:11

.

.

. . . .Sesungguhnya jalan kehidupan setiap orang berbeda-beda, karena setiap orang memiliki tujuan hidupnya masing-masing”. Kalimat seperti ini sering sekali dibicarakan dalam berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, hingga dewasa dan lansia. Mengapa? Karena memang pada dasarnya setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dengan keistimewaan masing-masing. Setiap manusia berusaha menciptakan tujuan hidupnya masing-masing, mereka mencoba menata alur kehidupannya sesuai dengan keinginan dan harapan mereka. Namun, sadarkah kita bahwa terkadang jalan kehidupan kita justru semakin menjauh dari apa yang kita citakan dan harapkan? Dengan begitu, maka kita akan mengalami sebuah depresi bahkan  kekecewaan yang akhirnya akan berujung pada kepahitan/akar pahit dan trauma.

.

.

. Dalam renungan hari ini, kita diajak kembali melihat proses kehidupan dari salah satu tokoh Akitab, yang bahkan dikenal dalam kalangan orang percaya sebagai “sahabat Allah”, ya dialah Daud atau raja Daud. Proses kehidupan Daud adalah proses yang tidak mudah, hal ini dikarenakan ia harus mengalami naik-turun jalan kehidupan. Namun demikian, Daud senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap proses kehidupannya. Ia bahkan menulis Mazmur sebagai puji-pujiannya kepada Tuhan, salah satunya ialah Mazmur 16:11, dimana Daud menggambarkan tentang kebahagiaan serta tujuan hidup yang sesungguhnya bagi orang percaya. Daud menggambarkan bagaimana Tuhan menunjukkan jalan kehidupan kepadanya, sehingga Daud senantiasa menyadari penyertaan Tuhan dan sukacita yang Tuhan maksud dan berikan dalam kehidupannya. Demikian juga dengan orang percaya saat ini. Dalam kehidupan kita mungkin merasakan putus asa, kekecewaan, serta trauma terhadap setiap proses kehidupan yang kita jalani, karena tidak sesuai dengan harapan kita. Akan tetapi, jika kita mengandalkan Tuhan sepenuhnya, serta melakukan hal-hal berikut, maka kita akan melihat bagaimana karya Tuhan yang sungguh ajaib dalam hidup kita.

.

.

  1. . . Loyalty (Loyalitas)
    .
    . .“Loyalitas adalah perasaan kuat untuk menunjukkan kesetiaan”, dari kata-kata tersebut kita dapat belajar bagaimana loyalitas hidup kita berkaitan erat dengan kesetiaan kita. Tuhan telah menunjukkan kesetiaan-Nya melalui pengorbanan di kayu salib, sehingga kita tidak lagi terikat oleh setiap dosa-dosa kita. Oleh sebab itu, jika kita menyadari betapa berharganya kita di mata Tuhan serta menghargai setiap pengorbanan yang telah Tuhan lakukan bagi kita, maka kita pasti menunjukkan kesetian kita kepada-Nya. Amsal 17:17, menyatakan bagaimana loyalitas dan kesetiaan seorang sahabat kepada sahabatnya, demikian juga kita yang adalah sahabat Allah, sama seperti Daud yang menunjukkan loyalitas hidupnya demikian juga kita, setiap orang percaya.
    .
    .
  2. . .Obedience (Ketaatan)
    .
    . .“Ketaatan kepada Allah akan membawa berkat bagi kita dan orang lain”, seringkali banyak orang berpikir bahwa berkat yang dimaksud ialah berkat kekayaan, kesuksesan, kehebatan, dan lain sebagainya. Namun, jika kita melihat tentang apa yang dimaknai dengan ‘berkat’ di dalam firman Tuhan, maka kita akan menemukan bahwa sejatinya berkat yang dimaksudkan adalah sesuatu hal yang tidak pernah kita bayangkan, salah satunya ialah damai sejahtera dan sukacita. Dalam Yohanes 14:27, kita melihat bagaimana Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera bagi kita semua, hal ini berarti kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan, maka hidup kita akan membawa damai itu bagi orang lain. Kita (orang percaya) akan senantiasa merasakan kedamaian yang sejati dan sukacita, tidak bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi dalam hidup ini, karena kita tahu Allah beserta kita.
    .
    .
  3. . .Value (Nilai)
    .
    . .Nilai kehidupan seseorang terletak pada kualitas hidupnya serta teladan yang telah diberikan bagi orang lain. 1 Timotius 4:2 menyatakan bagaimana rasul Paulus mengingatkan kepada Timotius saat itu untuk menjadi teladan dalam perkataan, sikap hidup, maupun pikiran. Demikian halnya dengan kita setiap orang percaya, jangan sampai kehidupan kita justru membawa dan menjerumuskan orang lain kepada ketidakbenaran itu. Oleh sebab itu, kualitas hidup kita dapat dilihat jika kita senantiasa membangun hubungan pribadi kita dengan Tuhan, dengan begitu Tuhan Yesus akan senantiasa menuntun jalan kehidupan kita.
    .
    .
  4. . .Encouragement (Dorongan)
    .
    . .Pada umumnya manusia merasakan sebuah dorongan kuat dalam dirinya jika hal tersebut adalah hal yang diinginkannya atau yang berkaitan dengan dirinya. Berbeda dengan orang percaya, kita akan senantiasa merasakan dorongan kuat dalam diri kita untuk terus mengabarkan kabar baik tentang keselamatan yang dari Allah kepada setiap orang yang belum percaya. Karena itu, kehidupan kita adalah kehidupan yang saling membangun dan saling menasehati (1 Tes.5:11).
    .
    .

. Melalui 4 poin diatas, kita dapat melihat bagaimana Allah menunjukkan jalan kehidupan yang sudah direncanakan sejak semula. Dalam hadirat Tuhan, kita juga senantiasa merasakan apa itu sukacita berlimpah yaitu sukacita yang sesungguhnya dan tidak dibatasi oleh keadaan dan situasi apapun. Kita dapat terus mengucap syukur karena kita tahu bahwa rencana Allah adalah rencana yang terbaik dan tidak pernah mengecewakan kita. Oleh sebab itu, marilah kita mulai saat ini belajar bersama untuk terus hidup mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah, seperti Daud yang senantiasa menyadari bahwa Tuhan memiliki hal yang istimewa baginya. Tuhan Yesus Menyertai.

.

.

Notes :

“It doesn’t matter what live has bring for us, remember that God’s plan is bigger than everything.”

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email