Categories
Uncategorized

Pengorbanan yang Tidak Ternilai bagi yang Tidak Bernilai

Ditulis Oleh : Pdt. Erik Kristovel, S.Th.

.

.

.

.

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef. 1:7)

.

.

.

.

“Harga gak pernah bohong”. Istilah ini mungkin sering kita dengar. Ada harga maka ada barang. Kita akan merasa ditipu jika kita memberikan harga yang besar untuk barang yang kurang bernilai dalam hidup kita. Kita rela mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan kualitas yang bagus dari sebuah barang yang menurut kita sangat berharga. Karena itu harga seharusnya berbanding lurus dengan barang yang dibeli.

.

.

Kita juga sering mendengar bahwa kita adalah pribadi yang berharga di mata Allah. Ya, kita memang pribadi yang berharga. Namun bagaimana kita bisa menjadi berharga? Karena kita diciptakan lebih mulia dari ciptaan lain? Ya. Namun yang harus kita sadari, kita menjadi najis dan tidak berharga di mata Allah sejak kita jatuh ke dalam dosa.

.

.

Alkitab menjelaskan bahwa Dia datang ke dunia karena kasih-Nya pada kita (Yoh. 3:16); dan berdasarkan kekayaan kasih karunia-Nya maka kita mendapat penebusan dan pengampunan dosa. Bahkan rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus mati bagi kita disaat kita masih berdosa (Rm. 5:8). Artinya Allah mengasihi kita bukan karena kita berharga sehingga kita pantas untuk dikasihi. Yesus mati bagi kita bukan karena nilai kita begitu besar untuk dibayar dengan harga yang tidak ternilai. Bagaimana kita bisa berpikir bahwa kasih karunia Allah begitu kaya jika kita adalah orang yang berharga? Bagaimana kita bisa berpikir bahwa Allah begitu baik dan pengorbananNya begitu besar jika kita merasa layak dan perbuatan baik kita pantas diperhitungkan Tuhan?

.

.

Derek Diedricksen seorang ahli pembuat rumah mini, membuat rumah mini dari barang bekas yang tidak terpakai dan dibuang oleh orang dan menghasilkan uang kurang lebih USD 200. Kita adalah pribadi yang tidak bernilai yang Tuhan buat menjadi sangat bernilai dengan darahNya yang tidak ternilai. Kita adalah pribadi yang sangat hina yang Tuhan angkat menjadi mulia.

Saat Kristur menebus kita maka kita menjadi milikNya. Karena itu kita menjadi pribadi yang berharga. Bukan karena kita tetapi karena pemilik kita yaitu Yesus Kristus. Bong Chandra membeli jersey Cristiano Ronaldo yakni saat Ronaldo masih bermain di Real Madrid yang dilelang oleh anak angkatnya seharga 180 juta rupiah. Harga yang sangat mahal untuk sebuah baju yang tentu saja mahal bukan karena bahan pakaiannya tetapi karena pemiliknya.

.

.

Bukan kita yang mahal tapi Kristus yang membuat kita mahal dan berharga. Pribadi yang tidak bernilai menjadi sangat bernilai karena darah yang tidak ternilai. Kareni itu kita jangan berpikir karena kita bernilai maka Allah menebus kita. Perbuatan baik kita, keterampilan kita, kecerdasan kita bukanlah syarat Allah menebus kita. Allah menebus kita karena kekayaan Kasih-Nya dan itu semua dilakukan Allah bukan sekedar menolong kita tetapi untuk kemuliaan nama-Nya sendiri. Kristus sudah mengangkat kita menjadi pribadi yang berharga, maka janganlah kita menghina diri kita sendiri dengan tetap hidup dalam dosa. Hiduplah sesuai dengan nilai kita yang berharga yaitu hidup untuk kemuliaan nama Tuhan dengan melakukan firmanNya. Tuhan memberkati kita. Soli Deo Gloria.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

Berpegang Teguh dalam ajaran Kristus

Ditulis Oleh : Sdr. Dellis Zai

.

.

.

.

Pembacaan Alkitab : 2 Yohanes 1 : 4-11

.

.

.

.

Nats  : 2 Yoh 1:9

Setiap orang yang tidak tinggal dalam ajaran kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barang siapa tinggal dalam ajaran itu, ia memiliki bapak maupun anak.

.

.

.

.

Orang Kristen  harus  memiliki  pahlawan Kristus, dan  harus siap berhadapan dengan pengajar palsu.  Tetapi  harus siap untuk melengkapi diri dengan senjata Iman kita yaitu kebenaran firman Tuhan yang diamalkan dengan benar! Jangan terpengaruh dengan pengajar yang kelihatan ramai pengikut atau ramai kometn dari kiriman mereka di media sosial, tetapi kita sendiri malas untuk mengkaji kebenaran-kebenaran dari firman Tuhan yang mereka kongsikan. Firman Tuhan adalah kebenaran yang diungkapkan kesuciannya oleh Roh yang suci. Pengajar lain sentiasa ada tujuan peribadi untuk menyatakan pengajaran mereka. Dalam Thema kita “ Berpegang teguh dalam ajaran kristus” artinya harus memilih untuk menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan.

.

.

Ada tiga point penting yang harus kita terapkan dalam menghadapi ajaran sesat yaitu:

.

.

  • Hidup dalam kasih (ayat 4-6)

Kasih merupakan wujud Iman, yang dirasakan oleh manusia dan mengajarkan untuk berbuat baik. Dalam (ayat 6) ditengah kondisi kehidupan manusia yang seakan-akan tanpa arah, Rasul Yohanes menasehati agar setiap orang percaya tetap hidup dalam kasih sehingga bisa menjadi panutan bagi arah dunia yang suram ini. Jika orang percaya kehilangan ciri khas kasih, maka Kekristenan tidak lagi memiliki fondasi bagi keberadaannya ditengah dunia sebagai garam dan terang.

.

.

  • Waspada terhadap ajaran penyesat (ayat 7-8)

Para penyesat memang seperti virs yang mematikan dan menyakiti hati jemaat. Mereka bisa tampak sangat giat dan misioner, namun sesungguhnya mereka suka memecah-belah. Mereka sangat pintar dalam mengajarkan Firman Tuhan, tetapi hidup mereka penuih dengan kebusukan dan suka mencari keuntungan sendiri. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan cara bertekun untuk mendalami Firman Tuhan sebagai penuntun sejati hidup beriman,sambil memohon hikmat dan tuntunan Roh kudus untuk hidup dalam ketaatan dan kekudusan. Dengan kewaspadaan rohani ini kita akan mampu membedakan manakah ajaran yang asli dan yang palsu. Bahkan kita mampu menghadapi para pengajar sesat yang berupaya menggotangkan iman kita kepada Tuhan.

.

.

  • Tinggal dalam ajaran kristus. (9-11)

Setiap orang yang percaya kepada Kristus harus tinggal dalam kebenaran firman Tuhan, artinya harus mendengarkan dan melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh  dalam kehidupan kita. Pada saat kita mencintai kebenaran, maka kita tinggal di dalam Bapa dan ada benteng perlingungan di sekitar kita yang memagari kehidupan kita dari panah-panah sjahat  sehingga kita tidak akan tergoyahkan dalam ajara-arajan si penyesat.

.

.

Janganlah sampai Firman Tuhan  itu terlepas dari kehidupan kita. Namun, firmannya harus menguasai hidup kita. Amin

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email