Categories
Uncategorized

MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BAIK

Ditulis Oleh : Hakhositodo Waruwu, S. Th.

.

.

.

.

Nats Firman Tuhan : Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12 TB)

.

.

.

.

. . . .Hidup kita di dalam dunia ini adalah suatu perjalanan yang harus kita tempuh setapak demi setapak, detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun seperti seorang musafir yang sedang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Oleh karena itu perlu Kita memperhatikanlah dengan saksama bagaimana kita harus Hidup seperti yang tertulis didalam Efesus 5:15 ; Karena itu, Perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Kalimat ‘saksama’ mempunyai arti yaitu ;sangat berhati-hati, ataupun penuh ketelitian.  Firman Tuhan menasihati kita agar berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal.

.

.

. . . Orang yang  bebal adalah orang yang tidak bijaksana, yang menjalani hidup dengan semaunya sendiri, hanya memusatkan perhatian kepada perkara-perkara duniawi saja, dan selalu mengandalkan kekuatannya sendiri dalam menghadapi keadaan.

.

.

. . . Namun jika kita memperhatikan orang-orang yang bijaksana dalam hidupnya adalah orang yang selalu memperhatikan langkahnya dengan penuh kehati-hatiaan, ia selalu menyikapi setiap kondisi dan keadaan maupun peristiwa yang menimpa kehidupannya dengan bergantung penuh pada kekuatan Tuhan agar ia menghadapi dengan respons hati yang penuh dengan kebijaksanaan. Ia selalu berusaha supaya hidupnya berkenan kepada Tuhan karena itu pandangannya selalu terarah kepada Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya.

.

.

. . . Menjadi pertayaan untuk kita, Mengapa kita harus meghitung hari-hari kita dengan baik?

.

  1. . . . .Karena Waktu Hidup di Dunia sangat singkat.

    . . . .Dalam konteks ini Firman Tuhan Megajarkan kepada kita agar kita bijak menghitung hari-hari yang kita lalui. Dengan menghitung hari-hari yang kita lalui, kita menyadari bahwa waktu ini begitu singkat. Dalam Mazmur 90:10 Penulis menyatakan “masa hidup kami 70 tahun jika kami kuat, ataupun 80 tahun. Dengan itu mari kita pergunakan waktu yang ada dengan baik untuk memuliakan Tuhan dan hidup sesuai dengan apa yang Ia kehendaki.

  2. . . . .Hari-hari ini jahat

    . . . .Kita Perlu menggunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin karena hari-hari dimasa ini jahat (Efesus 5:16b). Mengapa Demikian? Karena dengan kemajuan Teknologi dan perputaran waktu yang terasa begitu cepat, sering sekali membuat kita lupa menghitung hari-hari kita. Bahkan terkadang dalam keseharian, kita lupa untuk bersyukur kepada Tuhan atas waktu yang masih ia izinkan untuk kita. Tetapi, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita untuk menghitung, mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Dan biarlah waktu yang ada kita gunakan untuk membangun relasi yang lebih baik lagi dengan Tuhan malalui membaca Firman Tuhan, Beribadah, berdoa dan menjadi berkat bagi sesama.

.

.

Pergunakanlah waktu dengan baik, karena waktu yang dilalui sedetikpun tak akan terulang kembali.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

TANAH LIAT YANG DIBENTUK

Ditulis Oleh : Sdr. Dellis Zai

.

.

.

.

.

Bacaan  : Yeremia 18: 1-17

.

.

“Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat ditanganya itu, rusak, maka tukang periuk mengerjakannya kembali bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

Yereremia 18:4.

.

.

.

.

. . . . Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap orang Kristen pasti menginginkan   berkat-berkat Tuhan dalam hidupnya. Tetapi janganlah kita hanya ingin menikmati berkat-berkat-Nya saja, sementara kita tidak mau dibentuk dan diproses Tuhan. Siapakah kita dihadapan Tuhan, sehingga kita mengatur Tuhan? Ingat! Kita adalah tanah liat dan Tuhan adalah Sang Penjunannya.

.

.

  . . . . Tuhan menyuruh Yeremia untuk pergi ke tukang periuk itu, untuk melihat proses pembuartan periuk dari tanah liat, yang dilakukan oleh sang penjunan, supaya tanah liat itu menjadi periuk yang berkualitas.  

.

.

. . . . Marilah kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita harus membangun hubungan yang baik kepadanya. Dengan  menjadi bejana Tuhan yang berharga, kita  harus rela dan mau di bentuk oleh Tuhan.  Sebab tanah liat, tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang bermutu dan  menarik tanpa melewati suatu  proses. Seringkali kita hindari karena tidak mau dibentuk dan  merasakan sakit yang luar biasa sehingga kita memberontak, kecewa, dan marah kepada Tuhan, Ketika mengalami proses tersebut.

.

.

. . . . Namun, semakin kita memberontak dalam proses itu, dan tidak mau dibentuk oleh Tuhan. Maka seperti bangsa Israel yang mangalami proses dalam pembentukan Tuhan dipadang gurun selama 40 tahun lamanya karena sikap mereka yang suka memberontak, bersungut-sungut, mengeluh, dan hidup dalam ketidaktaatan alias tegar tengkuk. Bisa saja seorang tukang periuk itu membuat bejana itu secara cepat atau instan. Tetapi bagaimana hasilnya? Mungkin saja kualitasnya tidak baik, tidak bertahan lama ataupun mudah pecah.

.

.

. . . . Maukah kita menjadi bejana atau perabot Tuhan yang bermutu rendah, yang biasa saja dan berharga murah? Setiap kita pasti ingin menjadi alat Tuhan yang mulia, menjadi anak-anak Tuhan yang unggul. Untuk menjadi suatu alat Tuhan, Ada harga yang harus dibayar  yaitu jangan mengeraskan hati, jangan mudah menyerah, jangan memiliki hati yang egois. Tetapi marilah kita sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan, kita harus menjadi alat Tuhan dengan mengikuti proses pembetukan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita.

.

.

.

“Jika saat ini kita sedang dibentuk untuk menjadi bejana yang indah, bersabarlah, kuatlah, dan semangat, karena Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan kita.”

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

MEMPERTAHANKAN IMAN

Ditulis Oleh : Sdr. Adiman Hulu

.

.

.

.

Bacaan : 2 Timotius 3:10-17

.

.

“Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,”

2 Timotius 3:12

.

.

.

.

. . . . . Dulu waktu saya SD, ada satu catatan yang tertulis di rapor saya yang mengatakan, “Lebih mudah untuk meraih, dari pada mempertahankan”. Semua tergantung pada pribadi kita. Tetapi, pada dasarnya, mengapa orang lebih mudah meraih daripada mempertahankan? Karena dalam meraih, kita masih memiliki semangat, niat dan usaha. Sedangkan dalam mempertahankan, belum tentu semangat, niat dan usaha tersebut masih kita miliki setelah kita meraih sesuatu. Terkadang kita sudah merasa puas dan merasa sombong dengan pencapaian kita, sehingga kita lupa bagaimana cara untuk mempertahankannya.

.

.

. . . . . Menurut KBBI, mempertahankan memiliki arti yaitu, mengusahakan supaya tetap tidak berubah dari keadaan semula. Berbicara tentang mempertahankan iman, yaitu kita harus bisa mengusahakan iman kepercayaan kita di dalam Kristus Yesus, agar tetap teguh dan tidak goyah, apalagi sampai meninggalkan.

.

. . . . . Saya juga pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan, bahwa seseorang dapat meninggalkan iman kepercayaannya, karena tiga faktor ini, yaitu: HARTA, TAHTA dan WANITA. Selain dari ketiga faktor tersebut, ada satu faktor juga yang paling penting dan sering di alami oleh banyak orang, yang bisa membuat seseorang meninggalkan iman kepercayaannya, yaitu: PENDERITAAN. (ayat nats).

.

.

. . . . . Mengikut Kristus Yesus memang tidaklah mudah, sebab Alkitab pun mengatakan demikian. “Kata-Nya kepada mereka semua: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23). “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Fil 1:29).

.

.

. . . . . Untuk itu, salah satu cara kita mempertahankan iman kita sebagai orang percaya, yaitu dengan memandang penderitaan sebagai bagian dari iman kita dalam Kristus Yesus. Masa pandemi covid-19 ini memang membuat banyak orang menderita, dimana banyak perusahaan dan usaha-usaha yang ditutup, banyak karyawan-karyawan yang hilang pekerjaan, belum lagi kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan PPKM, yang membuat banyak orang kesulitan untuk mencari dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

.

.

. . . . . Memandang penderitaan sebagai bagian dari iman, bukanlah suatu ajakan untuk hidup menderita! Melainkan, untuk kita mengerti dan memahami arti iman dalam Kristus Yesus yang sebenarnya. Agar setiap orang yang percaya kepada Kristus Yesus, ketika mengalami penderitaan sekalipun, mampu menghadapi dan mengucap syukur senantiasa.

.

.

“SETIAP PENDERITAAN YANG DI ALAMI OLEH ORANG PERCAYA, SELALU ADA TUHAN YANG MENYERTAI DAN MENOLONG”

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

PROMOSI

Ditulis oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

.

.

.

.

1 Samuel 16:1

.

“…Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”

.

.

.

. . . Dalam menjalani kehidupan di kota metropolitan, tentu ada banyak persaingan terjadi dalam mendapatkan promosi agar tetap bisa bertahan mengikuti perkembangan dan kemajuan di kota metropolitan. Hal ini membuat banyak pribadi menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan promosi sehingga sering kali membuat hubungan antar pribadi menjadi hancur karna persaingan.

.

.

. . . Renungan hari ini akan berfokus pada bagaimana Tuhan mempromosikan Daud secara langsung untuk menjadi raja atas Israel. Dalam KBBI Promosi diartikan kenaikan pangkat atau seseorang yang mendapat kepercayaan untuk berada diposisi tertentu. Artinya seseorang yang mendapat promosi adalah orang yang memiliki kapabilitas yang mumpuni. Tidak hanya itu, kesetiaan juga menjadi bagian yang dimiliki.

.

.

. . . Daud adalah seorang raja yang terkenal dengan kegagahperkasaannya dalam memimpin bangsa Israel, sehingga membuat Daud menjadi raja yang disegani dan dihormati oleh bangsa Israel sampai sekarang. Untuk mencapai hal itu tentu tidak mudah, hal itu bisa dicapai karna ada promosi langsung dari Tuhan. Tentu bukan tanpa alasan kenapa Tuhan mau mempromosikan Daud hingga sebesar ini, maka itu mari bersama belajar dari Daud agar kita pun mendapat promosi langsung dari Tuhan.

.

.

  1. Memulai dari yang kecil
    .
    ……Jika kita melihat kembali perjalanan Daud menjadi raja, dia mulai dengan mengembalakan domba yang jumlahnya juga tidak banyak (1 Samuel 16:11) dan kemudian mengantarkan bekal buat saudara-saudaranya (1 Samuel 17:17). Hal ini mengajarkan bahwa kita perlu memulai dari hal yang kecil dan setia pada perkara kecil itu sendiri untuk mendapatkan promosi dari Tuhan seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 16:10 “barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”.
    .
    .
  2. Berani menghadapi tantangan
    .
    ……Dalam 1 Samuel 17:34-35 mengatakan bahwa Daud orang yang bertanggung jawab dan tidak takut menghadapi tantangan yang ada didepannya. Sikap ini adalah sikap yang diperlukan oleh seorang pemimpin. Dalam hidup kita sehari-hari pun perlu untuk memiliki sikap berani menghadapi tantangan. Karna Tuhan menciptakan manusia bukan sebagai seorang pengecut, melaikan menjadi seorang yang lebih dari pemenang (Roma 8:37).
    .
    .

. . . . Maka dari itu  sebagai anak-anak Tuhan, dua hal ini perlu kita miliki. Jangan takut dengan situasi yang mungkin tidak baik, karna mungkin Tuhan lagi mempersiapakan mental kita agar kita siap menerima promosi langsung dari Tuhan. Jika kita melakukan yang terbaik buat Tuhan, Tuhan juga pasti melakukan yang terbaik buat kita. Tuhan Yesus memberkati.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

KRITIK DAN AUTOKRITIK

Ditulis oleh : Ev. Irwan Lombu, S.Th.

.

.

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3).

.

.

.

……. Jika diberikan 2 pilihan antara Dikritik atau Mengkritik lebih banyak dari kita akan memilih dan lebih suka “mengkritik” dibanding dengan menerima “kritikkan”. Kita lebih gampang rasanya mencari kelemahan orang lain sampai ke hal-hal kecilpun mampu kita lihat dan menghakiminya. Kita lebih senang mendengarkan kata-kata Pujian dibanding dengan Kritikkan. Banyak orang menjadi marah, sakit hati dan kecewa ketika dikritik.

.

……. Dalam konteks ini Yesus mengajarkan murid-murid-Nya sekaligus mengingatkan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat yang sangat suka menghakimi orang lain dan menggap diri paling benar. Diayat 1 Yesus mulai pengajaran-Nya dengan kata larangan sekaligus perintah; Jangan kamu menghakimi, Supaya kamu tidak dihakimi. Yesus mengajarkan agar kita tidak menjadi hakim atas diri orang lain, dalam konteks lain ketika orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah untuk dihakimi, dengan bijak Yesus menjawab mereka ; “Barang siapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Yohanes 8:7)”.

.

……. Yesus tahu bahwa orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat sangat suka mengkritik kehidupan orang lain. Yesus mengajarkan sebuah konsep baru yaitu Autokritik. Autokritik adalah kritik untuk diri sendiri untuk menjadi lebih baik atau dengan istilah lain Intropeksidiri.

.

.

.

…….Kita bisa saja susah menerima kritikan dari orang lain tetapi kita harus mampu mengkritik diri sendiri. Autokritik ini sangat bermanfaat dalam kehidupan ;

.

.

  1. Autokritik membuat kita sadar diri.
    .
    …….Banyak orang merasa dirinya paling benar sehingga ketika orang lain mengkritinya dia akan melakukan defense/pembelaan. Tetapi dengan konsep autokritik membuat kita intropeksi diri dan menyadari bahwa kita juga memiliki kelemahan, sehingga lebih fokus memperbaiki diri sendiri daripada sibuk mengkritik orang lain.
    .
    .
  2. Autokritik membuat kita rendah hati dan tidak mudah menghakimi orang lain.

    …….Dengan kita sadar diri dan lebih fokus memperbaiki diri menjadi lebih baik akan membuat kita memiliki kerendahan hati dan tidak selalu merasa diri paling benar sehingga tidak gampang menjadi hakim atas diri orang lain. Karena sebelum melihat kelemahan dalam diri orang lain ia melakukan intropeksi diri terlebih dahulu. Sebelum kita mengkitik orang lain alangkah lebih baiknya kita intropeksi diri (autokritik) terlebih dahulu. Kalaupun kita harus mengkritik orang lain maka berikanlah kritik yang membangun dengan solusi-solusi yang baik. Karena banyak orang mengritik untuk menjatuhkan bukan untuk membangun, mampu mengkritik tapi tidak mampu memberi solusi. 

.

.

Sebelum mengkritik Kritiklah diri sendiri terlebih dahulu dan kalau mengkritik, kritiklah dengan memberi solusi.

.

.

.

.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

KEKUATAN IMAN

Ditulis oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

(MATIUS 8:5-13)

.

. . . .Pandemi yang terjadi sekarang ini telah membuka mata dunia bahwa tidak selamanya kemegahan dunia dapat menjamin keamanan dan kesehatan setiap orang. Diwaktu akhir-akhir ini semua orang berusaha menjaga dan melindungi diri agar tidak terpapar virus covid 19. Ada banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk memutus penyebaran virus covid 19 ini, hingga sekarang kita ada pada situasi dimana mobilitas kegiatan kita dibatasi. Sehingga yang ada hanya waktu berdiam diri untuk melihat semua kemurahan Tuhan.

.

. . . .Dalam perenungan minggu ini kita akan belajar dari seorang perwira yang rendah hati (ayat 8) datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta kesembuhan bagi hambanya yang sedang sakit. Dia datang dengan iman dan keyakinan yang penuh kepada Tuhan Yesus bahwa hambanya dapat sembuh dengan mengatakan sepatah kata saja. Karna imannya itu, Tuhan Yesus memuji perwira ini dengan mengatakan “…sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.”

.

. . . .Berbicara tentang iman, berbicara tentang sesuatu yang tidak memiliki bentuk tapi memiliki dampak yang besar pada hidup setiap orang pecaya. Tapi untuk bias melihat kekuatan dari iman itu sendiri, maka ada hal yang perlu kita pahami tentang iman itu sendiri. Yakni:

.

.

  1. Iman Harus Memiliki Objek Yang Benar
    .
    . . . .Semua agama memiliki iman dan umatnya pun beriman, tapi tidak semua semua iman memiliki objek yang benar. Objek iman yang benar hanyalah kepada Yesus kristus. Artinya semua pengharapan dan kepercayaan kita harus berfokus kepada Tuhan Yesus Kristus. Mengarahkan objek iman kita kepada yang benar akan membuat kita merasakan kekuatan dari iman kita sendiri.
    .
    .
  2. Iman Harus Diasah
    .
    . . . .Dalam Roma 10:17 mengatakan bahwa”… iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan oleh firman Kristus” untuk membuat iman kita bertumbuh, maka perlu untuk terus mengasah iman kita dengan cara mendengar firman Tuhan hari lepas hari, perlu melatih diri untuk mencintai firman Tuhan, membaca, mendengar serta melakukan firman itu sendiri. Seorang perwira itu datang kepada Tuhan Yesus karna sudah mendengar apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus dan mempercayai Dia dengan hatinya sehingga membuat imannya kuat dan teguh dan akhirnya dapat melihat dan merasakan kekuatan dari iman itu sendiri.
    .
    .
  3. Iman Perlu Tindakan
    .
    . . . .Jika kita sudah memiliki kedua hal diatas, maka hal yang selanjutnya adalah tindakan. Karna jika kita hanya percaya, setan-setan pun percaya kepada Allah (Yakobus 2:19). Untuk itu Yakobus mengingatkan kita bahwa perlu ada tindakan nyata terhadap iman kita. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang yang mati (Yakobus 2:17). Tanpa ada tindakan dari seorang perwira itu untuk datang dan memohon kepada Tuhan Yesus, maka tidak akan terjadi kesembuhan dan mukjizat kepada hambanya itu.
    .
    .

. . . .Yakin terhadap kekuatan Tuhan dan percaya kepada-Nya akan membuat kita mampu melewati proses dan setiap tantangan di masa-masa pandemi ini. Tidak perlu takut berlebihan, sekalipun mungkin ada diantara kita yang terpapar virus ini, kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Ingat, Tuhan bisa memulihkan negeri ini dengan sekejap dari virus covid 19, apalagi kita yang adalah anak-anak Allah, tentu Tuhan akan memulihkan kita yang terpapar, menjaga kita yang sedang berusaha menjaga diri agar tidak terpapar dan menyertai kita yang tetap bekerja untuk keluarga kita. Jalani hidup dengan tetap bergantung kepada Tuhan Yesus, dan tetap percaya dengan pertolongan-Nya, maka kita akan merasakan kekuatan iman kita.
.
.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

PENTINGNYA DOA DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA

Ditulis oleh : Ev. Irwan Lombu, S.Th.

.

.

Nats Firman Tuhan : Tetaplah Berdoa (1 Tes 5:17)

.

.

….. Doa menjadi bagian terpenting dalam kehidupan kekristenan dan setiap orang Kristen Pasti pernah berdoa. Dari kecil saya diajarkan oleh orang tua untuk berdoa, baik sebelum makan, bangun tidur dan sebelum tidur. Dalam ibadah sekolah minggu juga saya diajarkan oleh guru-guru sekolah minggu untuk berdoa.

.

.

….. Ketika saya kuliah Teologi ada salah satu mata kuliah di semester 4 yaitu Teologi Sistematika Mata kuliah ini membahas tentag sifat-sifat Allah, salah satu dari sifat Allah adalah Maha Tahu. Pembahasan tentang Allah Maha Tahu ini memunculkan pertanyaan penting dalam diri saya yaitu Jika Allah Maha Tahu, lalu kenapa kita harus Berdoa? Pertanyaan ini didukung dengan Ayat Alkitab Matius 6:8 “Jadi jangan kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,sebelum kamu memintanya”. Lalu jika demikian, kenapa Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:17 mengajarkan supaya Tetaplah berdoa?.

.

.

  1. Doa Adalah Perintah Allah Yang Harus Di Lakukan.
    .
    …..Kata Tetaplah berasal dari kata Yunani adialeipto Artinya selalu, Senantiasa, tidak putus-putusnyadan ini adalah kata perintah artinya harus dilakukan. Beberapa kali Yesus menggunakan kata “Berdoalah” dalam pengajaran-Nya yang merupakan kata perintah (Matius 5:44, 6:6, 6:9, 26:41, Lukas 22:46 dll). Subjek utama doa adalah Allah. Jadi ketika kita berdoa itu merupakan bukti ketaatan kita kepada perintah Allah dan sebaliknya jika kita tidak mau berdoa maka kita sedang melanggar printah Allah.
    .
  2. Yesus Sendiri Berdoa dan Mengajarkan Tentang Doa.
    .
    …..Jika kita lihat dalam Perjalanan Pelayanan Tuhan Yesus ada banyak momen Yesus berdoa (Baca. Matius 26:36,39, 44, Markus1:35, 6:46 dll), doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yang sangat Femiliar dalam hidup orang Kristen yang dikenal dengan “Doa Bapa Kami”. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Doa itu sangatlah Penting dalam kehidupan dan hubungan kita dengan Allah.
    .
  3. Doa Bukan hannya sekedar Permohonan, Tetapi doa juga adalah Ibadah.
    .
    ….. Banyak orang memahami doa hanya sekedar menyampaikan apa yang kita mau kepada Allah. Berdoa berasal dari kata Yunani proseucesye Artinya berdoa, bersembahyang/Ibadah. Dengan Kasus ( Kala-kini) artinya harus dilakukan sekarang dan terus menerus!. Maka di dalam doa bukan hanya sekedar menyampaikan permohonan-permohonan tetapi di dalamnya juga ada ucapan syukur, pengakuan dosa dengan sikap ibadah yang benar dihadapan Allah. Artinya sifat Allah Maha Tahu dalam Matius 6:8 tidak mengisyratkan untuk tidak berdoa, Bapa Memang Tahu apa yang kita butuhkan tetapi sebagai seorang anak juga kita wajib meminta dan berterimakasih kepada-Nya layaknya hubungan anak dan seorang bapak.
    .
  4. .Doa adalah Nafas dan Alat Komunikasi dengan Allah.
    .
    …..Ketika seseorang berhenti berdoa sama halnya ia berhenti bernafas artinya ia mati secara rohani. Doa menjadi alat komunikasi kita dengan Allah untuk menyampaikan ucapan syukur dan permohonan-permohonan kita kepada-Nya. Dengan doa kita tidak hanya menuntut Allah memahami apa yang kita mau, tetapi kita minta tuntunan Allah agar kita mengerti apa yang Ia kehendaki.
    .
  5. .Fakta Kuasa Doa
  • Melalui Doa Mendatangkan Mukzijat (1 Raj. 17-18, Kis 12:5)
  • Doa Menjadi Kekuatan dalam Pergumulan Berat (Matius 26:29)
  • Melalui Doa Penyakit di sembuhkan (Yakobus 15:16a)
  • Melalui Doa Kita dapat menghadapi Kuasa Iblis (Matius 14:23)

.

…..Doa adalah aspek yang sangat penting dalam hidup orang Kristen, menjadi bukti ketaatan dan kerendahan hati kepada Allah. Maka Sebagai orang Percaya kita harus “TETAPLAH BERDOA” sampai kapan? Sampai akhir hidup.

.

Tuhan Yesus Memberkati

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

GARANSI

Ditulis oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

.

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”

(Matius 6:33)

.

.

.

.

. . . .Setiap manusia sering dihadapkan dengan kekuatiran, apalagi pada kondisi saat ini dimana pandemi makin merajalela membuat banyak orang kuatir akan hidup, kebutuhan, pekerjaan dan sebagainya, sehingga seringkali kekuatiran membuat hubungan kita dengan Tuhan tidak baik. Kekuatiran bukan cuma terjadi pada zaman modern ini saja, jauh sebelumnya kekuatiran sering menjadi hal yang membuat hubungan manusia rusak dengan Allah. Ada banyak orang berlomba-lomba untuk menumpuk harta agar agar tidak kuatir untuk hari esok, tentu ini tidak salah, tetapi akan menjadi salah jika kita fokus pada mencari harta tetapi melupakan Tuhan.

.

.

. . . .Sering kali kita lupa bahwa jika Tuhan memberikan satu garansi dalam kehidupan kita. Dalam KBBI Garansi adalah jaminan. Ini menegaskan bahwa Tuhan menjediakan jaminan untuk kita dalam menjalani kehidupan hari lepas hari agar kita sebagai anak Tuhan tidak kuatir dengan masalah kehidupan.

.

.

. . . .Dalam Matius 6:33 Tuhan Yesus menegaskan kembali garansi itu jika kita mencari dan mengutamakan Tuhan dalam hidup kita. Artinya, jika kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan juga akan memberkati dan memberikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Tuhan Yesus memberikan contoh sederhanan tentang pemeliharaan Tuhan untuk mahluk ciptaannya, seperti burung-burung (ayat 26) dan bunga bakung (ayat 28), dan tentu dimata Tuhan kita lebih berharga dari burung-burung dan bunga bakung.

.

.

. . . .Kendati demikian, ada hal yang Tuhan mau untuk kita mendapatkan garansi itu, yakni Tuhan meminta kita mencari dahulu. Kata kerja ini menuntut kita untuk aktif secara terus menerus. Artinya mencari kerajaan Allah dan kebenarannya harus dilakukan secara terus menerus dalam hidup kita. Dalam hal ini lah Tuhan akan akan menyatakan kebesaran dan penyertaan-Nya.

.

.

. . . .Untuk itu jadikanlah Tuhan menjadi fondasi hidup kita tanpa mengkuatirkan hal-hal yang bersifat fana. Apalagi dimasa-masa pandemi ini, ada banyak alasan untuk kita kuatir. Tapi, Tuhan Yesus ingin agar kita tidak mengkhawatikan hal-hal materil seperti makanan dan pakaian, karena Allah akan menyediakan kebutuhan para pengikut-Nya.

.

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on email
Email
Categories
Uncategorized

BERTERIMAKASIH

Ditulis oleh : Ev. Irwan Lombu, S.Th.

.

.

.

.

.

.

.

.

Nats Firman Tuhan  : Kolose 3:17

.

.

Segala sesuatu yang kamu lakukan atau perbuat lakukan semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

.

.

.

.

.

…… Kata Minta Tolong dan Terima kasih adalah sebagaian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita waktu kecil. Ketika kita membutuhkan sesuatu kita diajarkan untuk berkata “minta tolong” dan ketika kita sudah ditolong kita diajarkan untuk berkata ; “Terimakasih”. Betapa senangnya orang tua ketika melihat anaknya mengucapkan Terimakasih ketika diberikan sesuatu.

.

…… Namun, ketika kita bertumbuh menjadi dewasa, kita lebih terlatih untuk berlata “tolong” daripada “Terimakasih”. Bahkan tidak sedikit orang lupa bertrimakasih ketika sudah ditolong. Begitu pula hubungan kita dengan Tuhan, kita lebih memusatkan perhatian kepada kebutuhan mendesak yang kita inginkan daripada apa yang sudah kita terima. Kita lebih banyak memanjatkan permohonan daripada menaikan pujian syukur.

.

……Dimasa Pandemi ini lebih bannyak orang meminta tolong kepada Tuhan ; Tuhan Tolong supaya pendemi ini cepat berlalu!, Tuhan tolong ekonomi keluarga yang sudah mulai down!, Tuhan tolong studi anak-anak yang biayanya sudah mulai sulit! dan masih banyak kata minta tolong lainnya. Namun masih adakah yang mau berkata “Trimakasih Tuhan” ditengah Pandemi ini? Trimakasih Tuhan Masih memberi kesempatan untuk hidup! Terimakasih Tuhan melalui pandemi ini, lebih banyak waktu bersama keluarga, Terimakasih Tuhan untuk semua berkat jasmani dan rohani yang diterima. Tuhan memang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan segala kebutuhan kita dan menaruh harapan hanya pada-Nya saja, tetapi Dia juga mendorong kita untuk membiasakan diri berterima kasih.

.

……Maka apapun pertolongan dan karya Tuhan dalam kehidupan kita, jangan lupa kita mengucapkan Terimakasih sebagai ucapan syukur kita kepada-Nya bahkan di tengah pendemi yang sedang terjadi sekalipun!. Tuhan Yesus Memberkati, Amin!

Categories
Uncategorized

MERETAS PARADIGMA

Ditulis oleh : Ev. Almerof Pemburu, S.Th.

.

Nats Firman Tuhan  : Yohanes 3:2

.

Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.”

.

.

…….Ada dua hal yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan karakter seseorang, yaitu hati dan pikiran. Perkembangan teknologi di masa sekarang ini menjadikan banyak orang berpikir secara kritis dan liberal, sehingga dapat membentuk dan mempengaruhi sikap dan karakter setiap orang.

.

…….Yohanes 3:1-21 memperlihatkan percakapan dua pribadi antara seorang yang pintar dan seorang yang berhikmat. Nikodemus dengan cara berpikirnya yang mengikuti prinspi yudaisme berusaha meyakinkan dirinya dengan datang kepada Yesus untuk belajar (Kata Rabi/Guru dalam ayat 2) kepada Yesus.

.

…….Dalam Yohanes 3:2 Nikodemus mengatakan bahwa “Kami Tahu” yang dalam bahasa Yunani adalah Oidamen dari kata Oida yang secara subjunktif diartikan melihat, tahu, mengetahui, mengenal, mengerti. Artinya kaum Farisi menolak ke-Tuhan-an Yesus bukan karna tidak tahu, melainkan karna paradigma para kaum Farisi. Untuk itu sasaran utama yang Tuhan Yesus nyatakan  adalah paradigma dari Nikodemus dengan memberikan satu pernyataan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” dan Nikodemus meresponnya dengan logika manusia. Di titik inilah Tuhan Yesus mulai memberikan pemahaman standar dari Allah untuk membentuk kembali cara berpikir dari Nikodemus agar tidak terjembak dengan paradigma lama.

.

…….Penting sekali untuk setiap kita bisa memiliki paradigma yang tidak hanya baik, tetapi benar. Seringkali media sosial dan kemudahan yang kita nikmati sekarang ini membuat cara berpikir kita menjadi seorang yang liberal tanpa memilahnya kembali sesuai Firman Tuhan. Untuk itu mari belajar dari Nikodemus yang mau belajar dari Tuhan Yesus untuk meneguhkan hatinya dan melihat kembali apakah yang dilakukan itu benar atau hanya sebatas baik untuk sebagian orang saja.

.

…….Ada tiga hal yang diminta dalam perenungan ini berkaitan dengan meretas paradigma kita yaitu;

.

Datang (ayat 2) Mendengar (ayat 3-21)  dan Percaya (Tuhan Yesus menyebut kata “percaya” sebanyak 7x).